Sekarang sudah tahun 2013, untuk mencapai tahun 2030 berarti cukup lama, tapi kalau diperhitungkan sangatlah cepat.

Saya sangat prihatin dengan lingkungan rumah saya sendiri. Yang dulunya pepohonan lebat  yang menyejukkan hati sekarang sudah bukan hutan yang lebat, yap sekarang sudahlah rumah-rumah dan sawah. Seiring dengan waktu rasanya makin hari makin panas saja, padahal daerah rumah saya terkenal dengan suhu yang sejuk, mungkin sekarang bisa dibilang sudah julukan kadaluarsa.
Sepulang sekolah saya selalu melihat tumpukan kayu yang berada di atas tempat truk untuk barang barang. Saya juga melihat pepohonan sudah menjadi sawah yang lumayan luas, menggantikan pepohonan untuk hari esok.

Dilihat-lihat prihatin sekali saya, saya juga kalau di sekolah agak kurang konsen karena sebegitu panasnya suhu udara, dulu 28 derajat celcius sekarang 33 derajat celcius, cukup signifikan kan?

Saya juga tidak tahu apa yang harus saya lakukan... , tahun 2030 berarti saya berumur 30 tahun, mungkin saya akan terus mengumpulkan uang untuk pindah ke Genting Higland, mungkin saya bisa mati kedingingan disana jika tidak terbiasa.

Saya tidak tahu mengapa orang-orang sangat egois demi kekayaan diri sendiri.

Saat saya ke Malaysia kemarin kiri kanan jalan semua hampir hutan, mungkin kepala sawit juga banyak, karet juga ada, tapi masih ok Malaysia daripada Indonesia yang kanan kiri rumah semua, rumahnya juga tidak ada pohon, mungkin ada tapi hanya 1-2

Kalau tidak ada tindakan dari diri kita sendiri dan pemerintah apa boleh buat, mati kekeringan saja deh kita...