Tanggal 11 sampai 13 Oktober 2018 kami siswa kelas 3 SMAN 1 Malang  jalan-jalan  ke Surabaya dan Bali, bagaimana keseruannya yuk ikuti! Sebelumnya gue mau berterimakasih kepada Firda (IG: @firdaaacy ) atas kebaikan hatinya untuk memperbolehkan gue publikasi fotonya, karena gue kurang suka bawa HP untuk menikmati liburan hihi sehingga minim foto.

Tanggal 11 yaitu Kamis direncanakan akan berangkat jam 6 dari sekolah, seperti biasa kebiasaan orang Indo sukanya jam karet, akhirnya berangkat jam 06.30 karena apel yang berisikan sambutan kepala sekolah yang gue baru tau juga doa-doa seperti biasa. Perjalanan ini kami menggunakan tour dari Karisma Wisata Tour and Travel *bukan endorse, tapi kalau mau endorse cp ya!* menggunakan bis berisikan 40an orang, berfasilitaskan smoking room dan kamar mandi mini.


Setelah menempuh sekitar 2 jam perjalanan, akhirnya kami sampai di ITS yaitu Intistut Teknologi Sepuluh November- bukan Institut Teknologi Surabaya lho ya, yang bersebelahan tepat dengan PENS. Suasananya masih sama seperti sebelum-sebelumnya gue kesini yang bisa kamu liat di postingan ini dan ini. Kami dibawa ke sebuah ruangan dekat Teknik Perkapalan yang sekarang lumayan lebih keren daripada 2 tahun lalu. Di ruangan yang muat 250-an orang ini kami diberi wejangan oleh kemahasiswaan apa itu ITS, kenapa harus kuliah di ITS, prestasi ITS, dan masih banyak lainnya. Dari sini gue mendapatkan poin-poin seperti mereka sering menang lomba robot, program aplikasi game, paduan suara sampai ke luar negeri. Juga biaya gedung alias UKT mereka klaim sebagai terendah dibanding kampus lain. Kerjasama-kerjasama dengan universitas lain juga tingkat serap kerja dibawah 3 bulan sudah dapat kerja semakin membuat universitas ini menjanjikan.

Selesai ITS, kami menuju ke Universitas Airlangga tepatnya di kampus A yang berisikan Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi, wih kesini lagi wkwk. Disini kami di bawa ke ruangan yang Belanda banget sih, macam dalemnya gereja. Sambil menunggu dosen pemateri kami disabut duta Fakultas Kedokteran juga beberapa mahasiswa termasuk alumni SMANSA, 2 orang hehe. Mereka menceritakan perjuangan masuk yang susah, proses kuliah juga ga kalah susah, ada yang gap year juga tembus SNM. Mulai dari Alumni yang bercerita pengalaman SNM dia mengaku punya nilai biasa aja, berapa? 90 an, hmmm yaudahlah dia pinter udah lewat ditambah sertifikat peserta Medspin dan dia sempatkan promosi Medspin wkwk. Nah cerita kedua yang Gap year itu, jadi si mas nya ini 'katanya' males, baru kelas 3 ngotot mau masuk FK gitu, nah ya karena belum kesempatan pada SBM pertama akhirnya nyoba di tahun depannya, nah selama dia gap year itu dia les terussss gitu, cukup cerita yang sangat memotivasi dan membakar semangat gue yang males ini. Nah muncullah si ibu pemateri, beliau merupakan alumni sekaligus dosen di FK UNAIR. Saya mengambil poin bahwa jangan takut tidak bisa kuliah kedokteran karena tidak punya uang karena masih ada beasiswa, beliau meyakinkan karena beliau anak seorang guru SD tapi mau berusaha cari uang lewat beasiswa. Disini beliau juga bercerita tentang betapa masuk FK gada apa-apanya dibanding proses kuliahnya, mulai dari post test, suasana perkualiahan, di sela-sela bercerita beliau menanyakan apakah kami masih berniat masuk FK meskipun sesulit itu, kalau kamu gimana?


Kami melanjutkan perjalanan ke Bali, di tengah perjalanan kami makan di RM. Puritama. Kami sampai di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi dan menyebrang ke Pelabuhan Gilimanuk. Melanjutkan perjalanan lagi ke Kawasan Kampung Budaya Kertalangu untuk mandi dan makan pagi. Disini banyak sekali patung-patung kerajinan, kebanyakan untuk di kolam renang sebagai tempat keluarnya air mancur. Juga ada beberapa kerajinan dan foto bersama Mbok Bali alias Mbak Bali yang dikenai harga 10.000 untuk setiap foto dalam bentuk gantungan kunci.

Kertalangu
Selepas itu seharusnya kami kunjungan ke Udayana, namun disterilkan karena ada kegiatan IMF di Udayana sehingga kunjungan harus dibatalkan. Alternatifnya kami menuju ke Tanjung Benoa. Oiya disini kami dipertemukan dengan Tour Guide, untuk bis gue alias bis 1 dipegang oleh Mbok Kadek. Di sela-sela perjalanan ia menjelaskan beberapa informasi yang tidak ada di Google. Mulai dari aturan bangunan yang tak boleh lebih dari tinggi pohon kelapa, upacara adat, makanan khas, hingga harga-harga di tempat yang akan dikunjungi. Juga cara menyampaikannya dengan logat bali yang diselingi akronim yang cukup menyegarkan dan lucu, semacam BPJS (Budget Pas Jiwa Sosialita) dan lain-lain. Untuk menuju ke Tanjung ini harus melewati tol laut Bali yang baru diresmikan beberapa tahun lalu. Disini Mbok menceritakan bahwa bila reklamasi dilakukan maka penyambungan dengan Pulau Penyu membuat daya tariknya berkurang.

Tol Laut Bali dari Tanjung Benoa
Di Tanjung Benoa banyak sekali atraksi wahana, namun yang paling harus dicoba ya Glass Boatnya. Cukup membayar 50.000 per orang dikali 10 orang untuk 1 perahu, sudah termasuk asuransi (pastikan nama kamu ditulis lengkap agar bisa dipertanggungjawabkan) dan makanan ikan alias roti agar si ikan mau mendekat. Dinahkodai abang-abang yang mirip personel SID, kami sampai ke Pulau Penyu. Saat itu kami datang cukup pagi, laut surut akhirnya harus berjalan beberapa langkah di tepi pantai. Di pulau ini per pengunjung berkontribusi 10.000 untuk konservasi di pulau ini. Agak kaget kesini setelah 5 tahun berlalu, peletakannya lebih rapi bahkan ada kolam renang di bibir pulau tapi ya kurang alami gitu lihatnya. Mulai dari peletakan kolam penyu, oiya menurut gue penyunya lebih dikit dari terakhir gue kesana juga entah pulaunya mengecil atau gimana. Setelah puas keliling dan foto kami kembali dengan perahu sama dan sudah menunggu di tepi pulau karena air sudah mulai pasang. Oiya disini juga tak cuma penyu saja tetapi ada hewan lain contohnya musang, iguana, burung elang dll. Inginnya gue naik paralayang tapi waktu tidak memungkinkan. Kami harus makan siang di KNK dan melanjutkan perjalanan ke Pantai Pandawa.




Sesampai di Pantai Pandawa yang terkenal dengan kapurnya juga patung Pandawa kami menunggu untuk main kano agak sorean karena matahari sangat terik sekali. Sambil menunggu waktu gue dan beberapa teman membeli degan utuh dan menyerut sendiri, hmmm nikmat sekali, kamu juga bisa menikmatinya dengan harga 20.000 per butir, kalau takut ga habis boleh banget berdua, tapi kalau gue sih 1 ya kurang cukup. Sekitar jam 2 an kami menyewa per kanonya 50.000 untuk 1 jam, 1 boat bisa muat 3 orang. Waktu itu ya seru sih tapi agak geli gitu di dasar laut banyak bintang yang gerak-gerak, ya iyalah namanya juga laut wkwk. Keren banget dan aku baru mulai nyadar tau lamun yang pernah aku tulisin disini. Juga ada koral dan rumput laut yang bikin kamu gaakan bosen ngliatinnya. Entah berapa lama kita dayung kayaknya ada lebih dari 1 jam an karena tiba tiba udah jam 4 an aja wkwk. Kami sempat bertemu dengan turis asing kebanyakan Cina yang menyemunyi, eh gimana sih nulisnya-mensenyumi kami, mereka mengambili kerang-kerang entah buat apa. Gue agak kebingungan gitu karena bawahan gue itu basah padahal cuma celana itu yang gue punya akhirnya niatan beli dan mau beli CD juga celana pendek oleh pedagang dihargai 50k, gue tawar 30k, gakmau, gue tinggal yah ga dikejar, yaudah ga jadi beli.



Harusnya setelah ke Pantai Pandawa kami menonton tari kecak, tapi karena 'katanya' panitia dari sekolah kita pesertanya capek ya gajadi dan langsung ke Hotel Pop Denpasar yang bersebelahan dengan Hotel Harris. Numpang marah-marah dikit ya, terakhir gue ke Bali gue ga nonton dan yang gue paling nantikan ya tari ini, sampe-sampe udah mbayangin suasananya disana, hadeh, dengan embel-embel istirahatnya sedikit padahal si peserta ini di hotel ya main ke luar yang ga perlu ke Bali untuk dinikmati. Tapi gapapalah ternyata gue juga capek wkwk. Skip, skip.

Tol Bali sunset

Hotelnya ya gitu bisa lah ditinggali, saking sempitnya gue ketatap2 gitu sampe lebam bahkan kuku gue natap slide doornya kamar mandi sampe ungu, tapi yaudahlah ya, ada harga ada rupa. Disini kita makan malam dengan makanan yang sudah disediakan. Malamnya kami keliling pasar yang tepat berada di depan hotel, isinya pasar pada umumnya, pakaian dan makanan, ya yang beda ada tempat jual babi yang terang-terangan secara penduduknya 90% Hindu. Gue sekamar dengan Aiga, Jihan, dan Ulfi. Kami berempat ke minimarket yang jaraknya sekitar 100m dari hotel, mirip Ind*mart gitulah. Kami beli Pop mie, klo gue beli Tortilla dan roti yang ternyata alot banget untuk gigi berpagar gue. Niat nonton TV mulai dari football, The Good Doctor dll, mata gue gak bisa boong kalau gue capek akhirnya gue ketiduran.

Hotel Pop Denpasar
Paginya kita langsung makan pagi dan check out. Hari ini kebanyakan ke pusat perbelajaan. Mulai dari Arjuna pusat oleh-oleh Bali yang mengklaim harganya lebih murah dari yang lain, harga pie susunya 1 kotak 14.000 sedangkan tempat lain 24.000. Disini gue ga bisa mengomentari apa-apa karena gue kurang ngerti harga, perlu belajar nih. Sehabis itu kami ke Joger, gue disini kurang minat belanja kaos karena baju gue kaos semua dan banyak yang belum dipake, gue butuh tas kecil gitu akhirnya gue beli seharga 100 ribuan. Gue agak menyesal karena disaat sudah harus balik ke bis gue baru ngeliat di depan Joger ada pie susu Dhian, favorit gue.

Sekitar Arjuna
Lanjut ke Danau Bedugul Candi Kuning. Sebelumnya mampir dulu di RM. Taman Sari. Viewnya keren banget, tampak terasiring walaupun ga sekeren di Ubud, tapi bolehlah. Sesudah itu kami lanjut ke Danau Bedugul. Masih seperti 5 tahun yang lalu, disini kebetulan gue diminta tolong orang India untuk memfotokan keluarganya wkwk. Disini gue agak menyesal karena ga sempet naik boat seharga 150.000 per boatnya, bisa untuk 5 orang jadi per orang 30.000 saja. Suasananya mirip saat kita main Uncharted haha.


Danau Bedugul

Lanjut ke Pantai Lovina. Lucunya kita datang saat sore hari padahal lumba-lumbanya itu ada saat matahari terbit. Kebanyakan sih bule lagi jemur badan, toko-toko, juga ada voli pantai. Untuk mushola saat itu gue ganemu. Disini chill vibe banget hehe, cocok banget untuk bersandar di kursi kayu pantai gratis dan bersantai ria apalagi kalau sambil minum gitu.

Pantai Lovina
 


Selesainya kami menuju RM. Bebek Tepi Sawah yang berada di dekat Khrisna, tempat parkirnya lenggang sekali saat itu. Tempat makan kali ini beda dari yang sudah-sudah, sangat kelas dan cocok untuk bersantai dan lagi-lagi chill vibe karena dekat pantai padahal nama RM. nya tepi sawah, juga ada kolam renang di tepi pantai. Wajib banget makan disini kalau mau suasana yang adem gitu. Selesainya makan kami menuju Khrisna, tempat perbelajaan yang luas banget. Mulai dari baju, perawatan kulit, mainan layanan, gantungan kunci, kalung gelang, dan tentunya makanan khas Bali.


Selesai puas kami melanjutkan perjalanan pulang ke Malang, kami sampai sekitar subuh sesuai jadwal. Yak perjalanan kali ini cukup menyenangkan dan dari agensi tour cukup berpengalaman untuk memikirkan waktu yang tepat untuk peserta menikmati setiap lokasi.