I. Karakteristik Kewirausahaan
Definisi Kewirausahaan                                                                     
 Wirausaha berasal dari kata wira dan usaha. Arti kata wira adalah pejuang, utama, gagah, berani, teladan, dan jujur, sedangkan usaha adalah kegiatan yang dilakukan. Pengertian wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun kegiatan untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan serta memasarkannya. Pelaku wirausaha disebut wirausahawan atau entrepreneur. Kewirausahaan, seperti tercantum dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan memperoleh keuntungan yang lebih besar. Entrepreneurship adalah sikap dan perilaku yang melibat-kan keberanian mengambil risiko, kemampuan berpikir kreatif dan inovatif. Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru secara kreatif dan inovatif untuk mewujudkan nilai tambah (Overton, 2002). Kreatif berarti menghasilkan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Inovatif berarti memperbaiki, memodifikasi, dan mengembangkan sesuatu yang sudah ada. Nilai tambah berarti memiliki nilai lebih dari sebelumnya.

Karakteristik/Dimensi-Dimensi Kewirausahaan
Ada dua jenis karateristik atau dimensi kewirausahaan yaitu: (1) kualitas dasar kewirausahaan meliputi kualitas daya pikir, daya hati, dan daya fisik; dan (2) kualitas instrumental kewirausahaan yakni penguasaan lintas disiplin ilmu selanjutnya penjelasan tentang karakteristik dimensi kewirausahaan sebagai berikut.
a. Kualitas Dasar Kewirausahaan
1) Daya Pikir
Kualitas dasar daya pikir kewirausahaan memiliki karakteristik/dimensi-dimensi sebagai berikut: berpikir kreatif; berpikir inovatif; berpikir asli/baru/orisinil; berpikir divergen; berpikir mengembangkan; pionir berpikir; berpikir menciptakan produk dan layanan baru; memikirkan sesuatu yang belum pernah dipikirkan oleh orang lain; berpikir sebab-akibat; berpikir lateral; berpikir sistem; berpikir sebagai perubah (agen perubahan); berpikir kedepan (berpikir futuristik); berintuisi tinggi; berpikir maksimal; terampil mengambil keputusan; berpikir positif; dan versalitas berpikir sangat tinggi.
 2) Daya Hati
Kualitas dasar daya hati kewirausahaan memiliki karakteristik/dimensi-dimensi sebagai berikut: prakarsa/inisiatif tinggi; ada keberanian moral untuk mengenalkan hal-hal baru; proaktif, tidak hanya aktif apalagi hanya reaktif; berani mengambil resiko; berani berbeda; properubahan dan bukan pro kemapanan; kemauan, motivasi, dan spirit untuk maju sangat kuat; memiliki tanggungjawab moral yang tinggi; hubungan interpersonal bagus; berintegritas tinggi; gigih, tekun, sabar, dan pantang menyerah; bekerja keras; berkomitmen tinggi; memiliki kemampuan untuk memobilisasi orang lain; melakukan apa saja yang terbaik; melakukan perbaikan secara terus menerus; mau memetik pelajaran dari kesalahan, dari kesuksesan, dan dari praktek-praktek yang baik; membangun teamwork yang kompak, cerdas, dinamis, harmonis, dan lincah; percaya diri; pencipta peluang; memiliki sifat daya saing tinggi, tetapi mendasarkan pada nilai solidaritas; agresif/ofensif; sangat humanistik dan hangat pergaulan; terarah pada tujuan akhir, bukan tujuan sesaat; luwes dalam pergaulan; selalu menginginkan tantangan baru; selalu membangun keindahan cita rasa melalui seni (kriya, musik, suara, tari, lukis, dsb.); bersikap mandiri akan tetapi supel; tidak suka mencari kambing hitam; selalu berusaha menciptakan dan meningkatkan nilai tambah sumberdaya; terbuka terhadap umpan balik; selalu ingin mencari perubahan yang lebih baik (meningkatkan/mengembangkan); tidak pernah merasa puas, terus menerus melakukan inovasi dan improvisasi demi perbaikan selanjutnya; dan keinginan menciptakan sesuatu yang baru.
 3) Daya Fisik
Kualitas dasar daya fisik/raga kewirausahaan memiliki karakteristik/dimensi-dimensi sebagai berikut: menjaga kesehatan secata teratur; memelihara ketahanan/stamina tubuh dengan baik; memiliki energi yang tinggi; dan keterampilan tubuh dimanfaatkan demi kesehatan dan kebahagiaan hidup.
b. Kualitas Instrumental Kewirausahaan
        Seseorang yang ingin menjadi wirausahawan sukses tidak cukup hanya memiliki kualitas dasar kewirausahaan, akan tetapi  kualitas instrumental kewirausahaan (penguasaan disiplin ilmu). Misalnya, seorang kepala sekolah, pengawas, atau kepala dinas pendidikan kabupaten/kota, harus memiliki ilmu pengetahuan yang luas di bidang pekerjaan yang menjadi kewenangan dan tanggungjawabnya.

Cara-Cara Mengembangkan Kewirausahaan
 Cara-cara mengembangkan kewirausahaan dilakukan melalui pentahapan sebagai berikut.
(1)   Melakukan evaluasi diri tentang tingkat/level kepemilikan kewirausahaan. Ini dapat dilakukan melalui pengisian daftar kualitas kewirausahaan atau menjawab sejumlah pertanyaan tentang kewirausahaan yang dilakukan setulus-tulusnya dan sejujur-jujurnya. Hasil pengisian daftar/jawaban tersebut berupa profil diri kewirausahaan.
(2)   Berdasarkan hasil evaluasi diri (profil diri jiwa kewirausahaan), selanjutnya ditempuh melalui berbagai upaya yang disebut “belajar.
(3)   Mempelajari kewirausahaan dapat dilakukan melalui berbagai upaya, misalnya: berpikir sendiri (otak kita kaya untuk berpikir), membaca (buku, jurnal, internet/web-site), magang, kursus pendek, belajar dari wirausahawan sukses, pengamatan langsung dilapangan, dialog dengan wirausahawan sukses, mengikuti seminar, mengundang wirausahawan sukses, menyimak acara-acara kewirausahaan di televisi,  atau cara-cara lain yang dianggap tepat bagi dirinya untuk mempelajari kewirausahaan

sumber: http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/departemen-bangunan-30/1320-bamb-wijanarko

Karakteristik Wirausahawan 
1. Memiliki Rasa Percaya Diri
Memiliki Kepercayaan diri yang kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain.
2. Berorientasi pada Tugas dan Hasil
Maksudnya adalah Seorang wirausaha harus mempunyai sikap tanggung jawab pada tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Ia juga harus bertanggung jawab pada hasil dari tugas yang dibebankannya.
3. Berani Menanggung Risiko
Berani menanggung resiko berhubungan dengan sikap keinginan untuk bertanggung jawab. Para wirausahawan siap menanggung resiko atas segala tindakan yang diambilnya. Dalam bertindak, wirausahawan akan memikirkan tindakannya secara matang, sehingga risiko yang akan muncul akibat tindakannya dapat diperkirakan.
4. Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Kepemimpinan sangat dibutuhkan oleh seorang wirausaha untuk memimpin anak-anak buahnya atau pegawainya. Seseorang tidak akan bisa menjadi seorang wirausaha bila ia tidak bisa memimpin, baik memimpin diri sendiri maupun memimpin orang lain.
5. Keorisinalan
Sifat Orisinal tentu tidak selalu ada pada diri seseorang. Orisinal berarti tidak hanya mengekor pada orang lain, tetapi memiliki pendapat sendiri, ada ide yang orisinal, ada kemampuan untuk melaksanakan sesuatu.
6. Berorientasi ke Masa Depan
Seseorang wirausaha harus- lah mempunyai visi ke depan apa yang hendak ia lakukan? Apa yang ingin dicapai? Sebuah usaha bukan didirikan hanya untuk sementara, tetapi untuk selamanya. Oleh sebab itu, seorang wira- usaha akan menyusun perencanaan (planning) dan strategi yang matang agar jelas langkah- langkah yang akan dilaksanakan.
7. Jujur dan Tekun
Untuk menjadi seorang wirausaha juga dibutuhkan sikap jujur dan tekun. Jujur terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan pegawaipegawainya. Tekun dalam mencari ide-ide baru yang lebih kreatif dari ide-ide yang sudah ada dan tekun dalam merintis usahanya yang baru akan mulai berkembang.
8. Memiliki Kreativitas Tinggi
Kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada. Rahasia kewirausahaan dalam menciptakan nilai tambah barang dan jasa terletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan meraih peluang yang dihadapi setiap hari.
9. Selalu Memiliki Komitmen dalam Pekerjaan, Etos Kerja dan Tanggung
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang bulat didalam mencurahkan semua perhatiannya pada usaha yang digelutinya. Dalam menjalankan usahanya tersebut, seorang wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang menggebu-gebu dan memiliki semangat yang tinggi dalam mengembangkan usahanya. Ia tidak pernah setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko, selalu bekerja keras, dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada. Tanpa usaha yang sungguh-sungguh terhadap pekerjaan yang digelutinya, wirausaha sehebat apapun pasti akan menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu, penting sekali bagi seorang wirausaha untuk memiliki komitmen terhadap usaha dan pekerjaannya
10. Selalu Mencari Peluang
Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap mental untuk
merealisasikan tanggapan yang positif tersebut. Pengertian itu juga menampung wirausaha yang bukan pengusaha, termasuk yang mengelola organisasi nirlaba yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan/masyarakat.
11. Mandiri atau Tidak Ketergantungan pada Orang Lain
Seorang wirausaha dituntut untuk selalu menciptakan hal baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya, mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan konsumen. Oleh karena itu, seorang wirausaha hendaknya mandiri dan tidak bergantung pada orang lain agar ia dapat lebih berkreasi dan berinovasi dengan kemampuannya.
12. Memiliki Kemampuan Manajerial
Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah kemampuan untuk memanajerial atau mengurus usaha yang sedang digelutinya. Seorang wirausaha harus memiliki kemampuan perencanaan usaha, mengorganisasikan usaha, memvisualisasikan usaha, mengelola usaha dan sumber daya manusia, mengontrol usaha, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaannya yang kesemuanya itu adalah merupakan kemampuan manajerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha.
13. Disiplin
Dalam melakukan kegiatannya, seorang wirausaha harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausaha terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja, dan sebagainya
14. Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta atau realita sebagai landasan berfikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan atau perbuatannya.
15. Memiliki Motif Berprestasi Tinggi
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat dalam berwirausaha karena adanya motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Menurut Gede Anggan Suhanda, motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi.
16. Memiliki Mimpi
Tidak ada wirausahawan yang tidak mempunyai mimpi, dan akan lebih sukses lagi bila mempunyai visi dan misi ke depan disertai dengan kemampuan untuk mewujudkan impiannya.
17. Memiliki Ketegasan
Seorang wirausaha itu mempunyai hasrat ingin maju, tegas, energik, penuh semangat, dan tidak bekerja lambat. Setiap keputusan yang diambil selalu diperhitungkan. Kecepatan dan ketepatan merupakan faktor kunci dalam kesuksesan bisnisnya.
18 . Memiliki Determination (Ketetapan Hati/ Kebulatan Tekad)
Seorang wirausaha mempunyai keteguhan hati serta rasa tanggung jawab yang tinggi, sehingga tidak pernah menyerah begitu saja ketika menghadapi persoalan, walaupun dihadapkan pada halangan dan rintangan yang tidak mungkin dapat diatasi.
19. Mempunyai Dedication (Pengabdian)
Seorang wirausaha yang cerdas itu mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap bisnisnya, karena dedikasi yang tinggi maka kesuksesan akan selalu menghampirinya. Seorang wirausaha yang berdedikasi tinggi terhadap bisnisnya. Kadang-kadang mengorbankan kepentingan keluarga untuk sementara. Wirausahawan di dalam melaksanakan pekerjaanya tidak mengenal lelah.
20. Dapat mengendalikan emosi
Seorang wirausaha harus dapat mengendalikan dirinya dari amarah. Tetap tenang menghadapi segala masalah untuk menjadi seorang pemimpin yang baik.

Keberhasilan dan Kegagalan Seorang Wirausaha

Pada umumnya kisah tentang wirausaha sering menceritakan alasan-alasan yang menyebabkan keberhasilan dan kesuksesan mereka, Berikut adalah keberhasilanwirausaha
1.    Adanya perencanaan yang matang
2.    Adanya visi, misi dan dedikasi tinggi dari usaha bisnnisnya
3.    Adanya komitmen tinggi dalam usaha mencapai tujuan
4.    Adanya dana yang cukup untuk usaha
5.    Adanya SDM yang handal dan teknologi tinggi
6.    Adanya manajemen usaha yang baik, tepat dan realistis
7.    Adanya factor internal dan eksternal berupa peningkatan barang dan jasa
8.    Adanya ketrampilan dan pengalaman bidang usaha
9.    Adanya kecocokan minat terhapa usaha
10. Adanya sarana dan prasarana yang lengkap sebagai penunjang usaha
Namun jarang mereka menceritakan alasan-alasan kegagalan mereka. Pada kenyataannya terdapat juga wirausaha yang gagal. Penyebab kegagalan mereka antara lain:
1.    Tidak mempunyai perencanaan usha tertulis
2.    Tidak memiliki pendidikan relevan
3.    Tidak berorientasi kemasa depan
4.    Kurang spesialisasi
5.    Jarang mengadakan inovasi
6.    Kurangnya pengalaman Manajemen
7.    Tidak punya semangat  wirausaha
8.    Kurang modal
9.    Lemahnya pemasaran
10. Tidak punya etos kerja tinggi
sumber: https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2015/12/07/kompetensi-kewirausahaan/

II. Perencanaan Usaha

Ide dan Peluang Usaha

I. Apa itu ide Bisnis

Suatu ide usaha/bisnis yang bagus adalah penting, atau bahkan merupakan persyaratan untuk usaha/bisnis yang sukses. Namun demikian ide bisnis yang bagus biasanya tidak langsung datang kepada pengusaha, tetapi merupakan hasil dari kerja keras dan upaya dari pengusaha untuk membangkitkan, mengidentifikasi dan mengevaluasi peluang.
Ide usaha (bisnis) adalah respon seseorang, banyak orang, atau suatu organisasi untuk memecahkan masalah yang teridentifikasi atau untuk memenuhi kebutuhan di suatu lingkungan (pasar, masyarakat). Mencari sebuah ide bisnis yang bagus adalah langkah awal untuk mengubah keinginan dan kreatifitas pengusaha menjdi peluang usaha/bisnis.

Ada dua hal penting yang harus dicatat dalam suatu ide bisnis bagus tersebut:

1. Walaupun merupakan persyarat, ide bisnis hanyalah suatu alat
2. Suatu ide diubah menjadi peluang bisnis yang menguntungkan
Dengan kata lain, tanpa mengurangi arti pentingnya, sebuah ide hanyalah alat yang harus dikembangkan, dan diubah menjadi peluang usaha/bisnis yang menguntungkan.

II. Apa itu Kreatifitas

Kreatifitas adalah kemapuan untuk merancang, membentuk, membuat atau melakukan sesuatu dengan cara yang baru atau lain. Kemampuan menimbulkan solusi yang kreatif untuk kebutuhan/masalah dan untuk memasarkan yang seringkali menandai perbedaan antara sukses dan kegagalan dalam bisnis. Hal ini juga membedakan antara bisnis yang tumbuhbpesat atau dinamis dengan perusahaan menengah biasa. Kenyataannya pengusaha yang sukses selalu kreatif dalam mengidentifikasi sebuah produk, jasa atau peluang usaha/bisnis yang baru.
Agar kreatif, anda perlu membuka pikiran dan mata , anda sementara mempelajari sumber-sumber ide bisnis yang dijelaskan di bawah ini dan menerapkan tekniknya.

III. Sumber-Sumber Ide Bisnis

Terdapat jutaan pengusaha di dunia dan mereka membuktikan bahwa terdapat banyak sumber ide bisnis yang berpotensi. Beberapa sumber yang berguna akan dijabarkan di bawah ini :
1. Hobi/Minat
Hobi adalah aktivitas favorit di waktu luang atau pekejaan. Banyak orang, dalam melakukan hobi atau minat, berhasil mendirikan bisnis. Sebagai contoh, jika Anda menyukai bermain dengan komputer, memasak, musik, perjalanan, olahraga, atau pertunjukkan, Anda dapat mengembangkannya menjadi sebuah bisnis. Misalnya, jika Anda menikmati perjalanan, pertunjukkan dan/atau memberikan pelayan, Anda bisa memasuki bidang pariwisata, dimana ini merupakan salah satu industri terbesar di dunia.
2. Keterampilan dan Pengalaman Pribadi
Lebih dari separuh ide bisnis yang sukses berasal dari pengalaman bekerja di kantor/ tempat kerja. Sebagai contoh, seorang mekanik yang mempunyai pengalaman bekerja di bengkel besar yang akhirnya membuka bisnis reparasi mobil atau bisnis berjualan mobil bekas. Jadi, latarbelakang pengusaha memainkan peranan penting dalam keputusan untuk memasuki bisnis selain jenis usaha bisnis yang akan mereka ciptakan. Ketrampilan dan pengalaman Anda merupakan sumber yang paling penting, tidak hanya untuk menghasilkan ide tetapi juga untuk mendapat keuntungan.
3. Waralaba
Waralaba adalah pengaturan dimana produsen atau distributor tunggal dari suatu merk dagang, produk atau jasa memberi hak eksklusif untuk distribusi lokal kepada pengencer mandiri/bebas sebagai ganti dari pamembayaran royalty dan pemenuhan prosedur operasi standar. Bisnis waralaba dapat mengambil beberapa bentuk, tetapi satu bentuk menarik adalah jenis yang menawarkan nama, citra, cara untuk melakukan bisnis dan prosedur operasional bisnis.
Di tahun 1980 dan awal 1990 waralaba mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, dan menjadi metode yang banyak digunakan untuk memasuki bisnis bagi jutaan bisnis yang didirikan di AS dan Eropa. Di AS, terdapat lebih dari 2000 tipe bisnis waralaba, yang membukukan penghasilan lebih dari 300 milyar USD dari penjualan tahunan dan sekitar sepertiga dari semua penjualan retail. Selain membeli bisnis waralaba, seseorang juga bisa mangembangkan dan menjual konsep bisnis waralaba. Terdapat banyak buku direktori dan buku pegangan serta asosiasi waralaba, termasuk The Interna-tional Frachise Association, yang dapat memberikan banyak informasi.
4. Media Massa
Media massa merupakan sumber informasi, ide bahkan peluang yang besar. Surat kabar, majalah, televisi, dan dewasa ini internet, adalah contoh dari media massa. Misalnya, jika Anda benar-benar memperhatikan, di iklan komersial pada surat kabar atau majalah Anda mungkin terdapat informasi mengenai bisnis yang dijual. Satu cara untuk menjadi pengusaha adalah untuk merespon tawaran seperti itu.
Artikel yang terdapat di media cetak atau internet, atau film dokumenter di TV banyak malaporkan perubahan dalam gaya hidup atau kebutuhan konsumen. Misalnya, Anda mungkin pernah membaca atau mendengar bahwa sekarang banyak orang yang tertarik pada makanan kesehatan atau kebugaran fisik.
Anda juga bisa menemukan iklan yang mencari penyediaan jasa tertentu berdasarkan keterampilan, misalnya akuntansi, katering atau keamanan. Atau Anda mungkin bisa menemukan konsep baru yang membutuhkan investor, seperti waralaba.
5. Pameran
Jalan lain untuk menemukan ide dari suatu bisnis adalah dengan menghadiri pameran dan pameran perdagangan. Pameran ini biasanya diiklankan di radio atau disurat kabar. Dengan menghadiri pameran secara teratur, Anda tidak hanya menemukan produk dan jasa baru, tetapi Anda juga bisa bertemu dengan para penjual, pabrik, pedagang grosir, distributor, dan pelaku bisnis waralaba. Mereka merupakan sumber ide dan informasi bisnis yang bagus dan membantu kita untuk memulai suatu bisnis. Beberapa dari mereka mungkin pula mencari seseorang seperti Anda.
6. Survei
Inti dari suatu ide bisnis baru seharusnya adalah pelanggan. Kebutuhan dan keinginan dari pelanggan, alasan pemilihan produk atau jasa oleh pelanggan, dapat kita pastikan melalui suatu survey. Survei dapat kita lakukan secara formal atau tidak formal melalui percakapan dengan orang-orang dengan menggunakan kuisioner, wawancara atau melalui observasi.
Anda juga bisa memulainya dengan berbicara kepada keluarga dan teman-teman untuk mencari tahu apa yang dibutuhkan atau yang diinginkan yang belum tersedia. Kemudian Anda bisa melanjutkan dan berbicara dengan orang yang merupakan bagian dari rantai distributor, seperti pabrik, pedagang, distributor, agent grosir atau penjualbretail. Sangat berguna jika anda mempersiapkan pertanyaan terlebih dahulu untuk dicantumkan pada kuisioner atau digunakan dalam wawancara. Dengan kontak yang dekat dengan pelanggan, anggota jaringan memiliki pengertian dari apa yang dibutuhkan dan apa yang tidak dapat dijual. Anda harus banyak bertanya kepada banyak pelanggan, baik pelanggan tetap atau pelanggan tidak tetap. Semakin banyak informasi yang Anda dapatkan akan semakin baik.
7. Keluhan
Keluahan dan kekecewaan dari pelanggan telah banyak menghasilkan produk dan jasa baru. Bilamana pemakai atau pelanggan mengeluh tentang produk atau jasa, Anda mempunyai potensi untuk menghasilkan ide bisnis. Ide bisa berupa mendirikan perusahaan tandingan yang menghasilkan produk atau jasa yang lebih baik, atau membuat produk atau jasa yang bisa dijual ke perusahaan tersebut atau perusahaan lain.
8. Brainstorming
Brainstorming adalah suatu teknik pemecahan masalah yang kreatif selain untuk menghasilkan ide. Tujuannya adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin ide. Hal ini biasanya mulai dengan suatu pertanyaan atau pernyataan masalah. Sebagai contoh, Anda dapat bertanya “Produk dan jasa apa sekarang dibutuhkan di rumah tetapi belum tersedia. Setiap ide dapat menghasilkan suatu tambahan ide atau lebih, yang jumlahnya akan lumayan banyak. Ketika Anda mengunakan metode ini, harus mengikuti empat aturan berikut :
1). Jangan mengkritik atau menghakimi ide orang lain
2). Berikan ide dilontarkan secara bebas dan ide yang tampaknya liar dan tidak masuk akal agar diterima baik.
3). Kuantitas diharapkan semakin banyak ide, semakin baik
4). Gabungkan dan kembangkan ide-ide dari oprang lain.
Selanjutnya semua ide walaupun tidak logis atau tidak masuk akal harus dicatat.

B. Peluang Usaha

I. Apa yang Dimaksud Dengan Peluang Usaha ?
Melihat, mencari dan bertindak terhadap peluang usaha yang tersedia adalah
Peluang usaha/bisnis dan dapat dijelaskan sebagai suatu ide yang menarik atau usulan bisnis yang memberi kemungkinan untuk memberikan hasil bagi investor atau seseorang yang mengambil resiko. Peluang seperti itu diwakili oleh persyaratan

Peluang Usaha/Bisnis dapat dijelaskan sebagai ide investasi atau usulan usaha yang menarik yang memberi kemungkinan untuk memberikan hasil atau keuntungan bagi seseorang yang memiliki resiko. Peluang seperti itu digambarkan oleh persyaratan dan mengarah ke penyedian suatu usaha produk atau usaha jasa yang dibuat atau ditambahkan nilainya untuk keperluan pembeli atau pengguna akhir.


Bagaimanapun juga, suatu ide yang bagus belum tentu merupakan peluang usaha atau bisnis yang baik. Sebagai contoh, Anda menciptakan suatu produk yang bagus dari segi teknis namun pasar belum siap untuk produk itu. Atau ide itu tidak masuk akal, tetapi tingkat persaingan dan sumber daya yang dibutuhkan sedemikian rupa sehingga tidak layak untuk dilanjutkan. Kadang-kadang bahkan ada pasar yang siap untuk ide itu, tetapi pengembalian investasi tidak dapat diterima. Untuk lebih lanjut, pertimbangkan fakta bahwa lebih dari 80 % semua produk baru gagal. Memang, bagi para investor atau penanam modal, ide itu kelihatan bagus, namun jelas tidak tahan uji terhadap pasar.

Jadi, apa yang mengubah suatu ide menjadi peluang usaha ? jawaban sederhana adalah bila pendapatan melebih biaya disebut laba. Dalam praktek, secara menyeluruh Anda harus memeriksa factor-faktor yang menyebabkannya.


II. Karakter Dari Suatu Peluang Usaha Yang Bagus

Untuk dapat disebut bagus, suatu peluang usaha/bisnis harus memenuhi, atau mampu memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut :
b. Permintaan yang nyata, yaitu : merespon kebutuhan yang tidak dipenuhi atau mensyaratkan pelanggan yang mempunyai kemampuan untuk membeli dan bisa memilih
c. Pengembalian investasi (return on investment) yaitu memberikan hasil dalam jangka waktu cepat, lama dan tepat waktu
d. Kompetitif yaitu dapat mengimbangi/lebih baik, atau sama dari sudut pandang pelanggan dibandingkan dengan produk atau jasa yang tersedia
e. Mencapai tujuan yaitu memenuhi tujuan dan aspirasi dari orang atau organisasi yang mengambil resiko
f. Ketersediaan sumberdaya dan keterampilan, yaitu terjangkau oleh penguasa dari segi sumberdaya, kompetensi, persyaratan hukum


III. Mengidentifikasi dan Menilai peluang usaha

Ide dan Peluang harus disaring dan dinilai untuk kelayakannya setelah ide dan peluang diidentifikasi atau dihasilkan. Ini bukan tugas yang mudah dan juga sangat penting. Hal ini dapat membedakan antara berhasil dan gagal, antara membuat kaya atau melenyapkan apapun yang anda miliki.
Mengidentifikasi dan menilai peluang usaha pada intinya menentukan resiko dan hasil/imbalan yang menggambarkan beberap factor seperti di bawah ini:
· Kondisi industri dan pasar
· Lamanya masa peluang produk
· Tujuan pengusaha dan kompetensi yang dimiliki pengusaha
· Pengelola tim
· Persaingan
· Modal, Teknologi dan Sumberdaya
· Kondisi Lingkungan (politik, ekonomi, hokum, kebijakan pemerintah
sumber: http://sulhanaruslan.blogspot.com/2013/11/ide-dan-peluang-usaha.html

Analisis Peluang Usaha
Peluang usaha adalah suatu ide investasi atau usulan bisnis yang menarik serta memberi kemungkinan untuk memberikan hasil bagi seseorang yang berani mengambil resiko.
Untuk menjadi peluang usaha yang bagus maka harus memenuhi kriteria diantaranya adanya :
1. permintaan nyata terhadap barang atau jasa
2. tingkat pengembalian nilai
3. kompetitif
4. pencapaian tujuan
5. ketersediaan sumber daya dan kompetensi
Peluang di bidang jasa yang sangat dibutuhkan masyarakat, diantaranya :
a) Jasa Service, merawat dan memperbaiki bila terjadi kerusakan pada alat-alat yang sering kita pergunakan. Seperti Servis TV, Radio, Mobil, Motor, dan lainnya.
b) Jasa Hiburan, memberikan hiburan untuk mengurangi stress, seperti : bioskop, diskotik, café, restoran dan sebagainya.
c) Jasa Transportasi, menyediakan angkutan bagi masyarakat. Seperti : rental mobil, dll.
d) Jasa Perantara, membantu masyarakat yang akan menjual dan membeli barang.
e) Jasa Kesehatan, seperti : sarana kebugaran, fitness, rumah sakit, pengobatan alternative.
f) Jasa yang lain, seperti, catering, editor, terjemahan, dan lain-lain.

Sedangkan dalam pemilihan produk, berupa barang yang dapat menciptakan peluang usaha adalah dengan mempertimbangkan produk-produk yang :

1) Mudah dalam pemakaian
2) Efisien dalam penggunaan
3) Kualitas produk terjamin
4) Hemat dalam pemakaian
5) Adanya jaminan kemanan dalam pemakaian.

b) Pemetaan Peluang Dan Pemanfaatan Peluang Usaha

Ada kriteria atau faktor yang mencerminkan untuk mengidentifikasi dan menilai peluang usaha serta memanfaaatkannya, yaitu faktor :
v Kondisi industri dan pasar
v Lamanya masa “peluang produk”
v Tujuan pribadi dan kompetensi yang dimiliki wirausaha
v Tim manajemen
v Modal, teknologi, dan sumber daya lain yang dibutuhkan
v Kondisi lingkungan
v Studi kelayakan dan rencana usaha
Kadang-kadang seseorang yang ingin membuka usaha baru didorong oleh rasa optimis berlebihan, jadi kita harus dapat mengevaluasi usaha tersebut, menurut Bygrave ada 3 komponen yang harus diteliti untuk membuka usaha baru :

sumber: http://arsawibawa1.blogspot.com/2012/12/analisis-peluang-usaha.html

c)Menganalisis Peluang Usaha Dengan Analisis SWOT


Untuk dapat menganalisis peluang usaha bisa dengan menggunakan analisis SWOT yaitu :

a. Strength adalah kekuatan apa yang akan mendukung usaha kita untuk mencapai sasaran
-Dibutuhkan masyarakat
-Lokasi laundry strategis dekat kos-kosan
b. Weakness adalah Kelemahan apa yang membatasi atau menghambat usaha kita.
-Sampah plastik dan busa bekas sabun
-Biaya listrik membengkak
c. Opportunity adalah Peluang usaha apa saja yang menguntungkan dan sesuai dengan kemampuan
-Segmen pasar jelas
-Jasa Laundry selalu dibutuhkan
d. Threat adalah Ancaman apa saja yang terjadi saat kita berusaha
-Pesaing jasa laundry lain-Lokasi laundry strategis dekat kos-kosan
-Suplay ketersediaan air menipis

Sumber Daya Usaha (6M)
Dalam perencanaan proses produksi, diperlukan pengelolaan yang baik untuk mencapai tujuan perusahaan/industri. Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dapat dikatagorikan atas enam tipe sumber daya (6M), yaitu sebagai berikut.
1) Man (Manusia)
Dalam pendekatan ekonomi, sumber daya manusia adalah salah satu faktor produksi selain tanah, modal, dan keterampilan. Pandangan yang menyamakan manusia dengan faktor-faktor produksi lainnya dianggap tidak tepat, baik dilihat dari konsepsi, filsafat, maupun moral. Manusia merupakan unsur manajemen yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan.
2) Money (Uang)
Money atau uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan/industri. Oleh karena itu, uang merupakan unsur yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan yang harus dibeli, serta berapa hasil yang akan dicapai
dari sesuatu organisasi.
3) Material (Fisik)
Perusahaan umumnya tidak menghasilkan sendiri bahan mentah yang dibutuhkan, melainkan membeli dari pihak lain. Untuk itu, manajer perusahaan berusaha untuk memperoleh bahan mentah dengan harga yang paling murah, dengan menggunakan cara pengangkutan yang murah dan aman. Di samping itu, bahan mentah tersebut akan diproses sedemikian rupa sehingga dapat dicapai hasil secara efisien.
4) Machine (Tekonologi)
Mesin memiliki peranan penting dalam proses produksi setelah terjadinya revolusi industri dengan ditemukannya mesin uap sehingga banyak pekerjaan manusia yang digantikan oleh mesin. Perkembangan teknologi yang begitu pesat menyebabkan penggunaan mesin makin
menonjol. Hal ini karena banyaknya mesin baru yang ditemukan oleh para ahli sehingga memungkinkan peningkatan dalam produksi.
5) Method (Metode)
Metode kerja sangat dibutuhkan agar mekanisme kerja berjalan efektif dan efisien. Metode kerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, baik yang menyangkut proses produksi maupun administrasi tidak terjadi begitu saja melainkan memerlukan waktu yang lama.
6) Market (Pasar)
Memasarkan produk memiliki peran yang sangat penting sebab jika barang yang diproduksi tidak laku, proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai, kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli konsumen.


Administrasi dan PemasaranMenurut H.A. Simon: administrasi adalah suatu kegiatan dari suatu kelompok orang yang mengadakan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

Sedangkan menurut Prof. Dr. S prajudi atmosudirjo: administrasi adalah proses dan tata kerja yang terdapat pada setiap usaha, apakah usaha kenegaraan atau swasta, usaha sipil atau militer, usaha besar atau kecil.
Secara garis besar administrasi adalah suatu proses yang umumnya terdapat pada usaha kelompok negara, swasta, sipil, atau militer serta berbagai bentuk perkumpulan untuk mencapai tujuan bersama.
CIRI-CIRI ADMINISTRASI USAHA
-Adanya sekolompok orang
-Adanya kerja sama dari sekelompok orang
-Adanya tujuan yang harus dicapai
-Adanya proses kegiatan usaha
-Adanya aspek bimbingan, kepemimpinan, dan pengawasan.
sumber: https://indahwulan776.wordpress.com/kewirausahaan/administrasi-usaha-kwu-kelas-xi/

Berikut ini unsur dalam administrasi pemasaran, 3 (tiga) unsur penting dalam administrasi pemasaran diantaranya yakni sebagai berikut:

1. Orientasi pada konsumen atau pembeli
Umumnya produsen menghasilkan produk untuk upaya memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen, dengan tujuan untuk mendapat keuntungan. Konsumen ialah orientasi paling utama yang harus di pertimbangkan dalam segala macam bentuk taktik bisnis. Demikian juga dalam proses marketing atau penjualan, maka dalam bisnis selalu mengedepankan pihak konsumen yang merupakan taktik dari bab konsep pemasaran yang perlu di perhatikan.
2. Perencanaan kegiatan-kegiatan pemasaran secara menyeluruh
Manajemen pemasaran sepakat dengan adanya pengaturan secara dinamis sebagi bentuk dari penyusunan aktivitas-aktivitas dari pemasaran secara menyeluruh. Segala keperluan dalam bidang pemasaran mulai dari,
strategi, implementasi, penganalisaan, controlling (pegawasan) dan lain-lain yang berkaitan dengan acara pemasaran harus dilakukan dengan secara tersusun, terarah, dan diatur secara rinci atau detail serta jelas, sehingga akan sanggup mempermudah proses dalam pelaksanaan serta contolling (pengawasan).Evaluasi terhadap administrasi pemasaran salah satunya di dasarkan dengan kegiatan penyusunan secara menyeluruh tersebut.
3. Kepuasan konsumen
(Konsumen yakni Raja) Kepuasan konsumen menjadi unsur yang penting juga yang harus di perhatikan dalam menyusun taktik pemasaran. Manajemen pemasaran yang anggun menyetujui adanya hasil keputusan para konsumen sebagai akhir dari proses pemasaran yang berjalan. Kepuasan dari konsumen tidak hanya diukur dan dilihat dari bagaimana kualitas produk yang dihasilkan, akan tetapi dari bagaimana cara ataupun starategi pemasaran yang dijalankan.
sumber:https://kumpulanilmupopulerterlengkap.blogspot.com/2018/06/pengertian-administrasi-pemasaran.html

Komponen perencanaan usaha
Perencanaan bisnis adalah dokumen tertulis yang menggambarkan semua unsur mengenai perusahaan untuk memulai pada waktu usaha. Berikut adalah komponen-komponen dalam perencanaan bisnis:
1.Riwayat Singkat Usaha
Riwayat singkat atau executive summary akan menjadi sebuah perhatian orang untuk dibaca. Saat orang lain mengenal perusahaan anda, pastikan membaca executive summary dengan singkat dan benar. Mungkin akan melibatkan beberapa dokumen penting yang mencakup penampilan data dengan tujuan publik memang harus tahu. Dua alasan yang harus ada dalam penjelasan executive summary ini yaitu (jawab pertanyaan tersebut):
a. Mengapa perusahaan tertarik dengan usaha yang digeluti saat ini atau sedang berjalan?
b. Bagaimana cara perusahaan atau membangun usaha tersebut dari nol sehingga implementasi dari keinginan yang ingin dicapai berhasil.
2.   Latar Belakang Perusahaan
Dalam perencanaan bisnis setidaknya harus dijabarkan secara rinci, dimana beberapa hal yang minimal harus ada dalam sebuah latar belakang perusahaan yaitu:
a. Sekilas usaha atau sejarah berdirinya perusahaan, disini menggungkap bagaimana perusahaan menjelaskan sedikit tentang apa saja dan kapan perusahaan itu berdiri.
b. Pihak-pihak yang terlibat dalam usaha, dalam hal ini adalah siapa rekanan, tokoh, dan pendampin yang terlibat dalam bisnis anda.
c. Kondisi keuangan perusahaan, harus tergambar walaupun bukan hasil neraca keuangan sebenarnya. Intinya menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan sehat.
d. Rencana pengembangan, perlu dimasukkan dengan tujuan untuk menjelaskan arahan pengembangan usaha ini pada akhirnya berujung dimana, apakah direncanan menjadi sebuah perusahaan multinasional atau hanya perusahaan dengan tingkat pasar lokal saja.
3.   Produk-Produk dan Jasa dari Perusahaan
Produk dan jasa apa saja yang peruhaan akan jual. Disini diperlukan bagaimana analisis sebuah produk dan apakah perusahaan sanggup menjualnnya. Tidak hanya itu dibutuhkan pula gambaran detail dari produk yang akan dijual.
4.   Kondisi Pasar Produk dan Strategi Pemasaran
Disini hal harus ada adalah analisis kondisi pasar, mengenai besarnya permintaan terhadap barang atau jasa yang dibuat oleh perusahaan. Hanya ada dua pilihan menciptakan pasar (driving market) atau mengikuti pasar (market driven), sehingga dapat mengetahui kondisi pasar dan bisnis yang sedang dijalankan.
5.   Rencana Pemasaran
Rencana pemasaran pada dasarnya membidik target market yang sesuai agar sasarannya tepat efektif dan efisien. Beberapa komponen yang harus diperhatikan, diantaranya adalah analisa pasar, analisa produk, strategi pemasaran dan bauran pemasaran produk, kondisi persaingan, kondisi harga, kondisi promosi dan iklan, kondisi dan strategi manajemen serta kondisi dan strategi keuangan.
sumber: http://echotuts.blogspot.com/2015/08/komponen-komponen-perencanaan.html

Langkah-langkah penyusunan perencanaan usaha
5 langkah dalam perencanaan usaha yakni analisis pasar, mencari informasi harga sarana produksi, menghitung biaya produksi, menghidung pendapatan, dan menghiung hasil usaha. Berikut ulasannya:
1. Analisis pasar
Analisis pasar adalah suatu penganalisasisan atau penyelenggaran untuk mempelajari berbagai masalah pasar. Analisis pasar dilakukan setelah produk sudah ditentukan, dan menejemen sudah siapkan , maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengadakan analisa pasar. Maksudnya agar ketika produk peternakan yang kita usahakan sudah berproduksi dengan baik dan manajemen yang dilakukan sudah benar maka kita tidak akan bingung mau di kemanakan produk yang telah kita buat.
Keberhasilan usaha perusahaan dapat ditentukan oleh ketepatan strategi pemasaran yang di terapkannya dengan dasar memeperhatikan situasi dan kondisi dari analisis pasarnya. Dengan melakukan analisis pasar maka dapat diketahui berapa kebutuhan telur, suplier telur pada saat ini, harga telur maupun tata niaga telur. Besarnya pasar dapat di tentukan oleh besarnya permintaan dan penawaran terhadap barang atau jasa yang di butuhkan para konsumen. Sedangkan mengenai ruang lingkup pasar, biasanya mencakup luasnya pasar, misalnya luas pasar menurut geografis, pendidikan para konsumen, profesi para konsumen, tingkat umur para konsumen, dan lain sebagainya. Dengan melakukan analisis pasar maka dapat diktahui.
2. Mencari informasi harga sarana produksi
Informasi harga yang utama harus diketahui oleh seorang pengusaha agribisnis unggas petelur adalah harga : kandang, pakan, pullet, obat, vitamin, peralatan dll
3. Menghitung biaya produksi
Biaya produksi dapat dibedakan dua yaitu biaya investasi atau biaya tetap dan biaya variabel atau biaya tidak tetap
Biaya investasi adalah biaya yang pada umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan proyek dalam jumlah yang cukup besar. Biaya investasi atau biaya tetap (Fix cost) adalah biaya untuk investasi yang tidak habis pakai. Komponen biaya tetap terdiri dari tanah, bangunan yang terdiri atas kandang, gudang pakan dan gudang peralatan serta peralatan (tempat pakan doc, tempat pakan, tempat minum, pemanas, tabung, selang gas, drum plastik, hand sprayer /semprotan gendong , ember plastik, timbangan salter, timbangan duduk, sekop, kereta dorong , sumur air, pompa air, tower air, jaringan air dan jalan.
Menghitung biaya variabel/ tidak tetap: Biaya tidak tetap atau sering disebut variable cost merupakan biaya yang habis pakai dan bisa berubah-ubah tergantung jumlah ayam. Komponen biaya tidak tetap terdiri dari pakan starter, pakan grower dan pakan layer, vaksin, obat-obatan, vitamin, doc, desinfektan, sekam, gas LPG, listrik, tenaga kerja , air minum dan pemasaran.
4.Menghitung pendapatan
Pendapatan dari usaha budidaya unggas petelur adalah telur, unggas afkir yaitu baik unggas-unggas yang tidak produktif dari hasil culling pada periode produksi maupun unggas culling karena masa produksinya sudah berakhir serta kotoran (pupuk kandang). Jadi jumlah pendapatan adalah pendapatan dari total dari jumlah telur yang diproduksi ditambah pendapatan dari penjualan unggas afkir dan penjualan pupuk kandang.
5. Menghitung hasil usaha
Hasil usaha dapat dihitung setelah diketahui total dari pendapatan dan biaya. Suatu usaha dikatakan untung apabila pendapatan lebih besar daripada biaya produksi.
sumber: http://materi-pel.blogspot.com/2016/01/langkah-langkah-perencanaan-usaha.html

III. Sistem Produksi 

Jenis dan karakteristik bahan dan alat kerajinan 
Terdapat tiga kategori jenis bahan, yaitu:
1. Bahan lunak, yaitu bahan yang memiliki sifat fisik empuk/lunak sehingga sangat mudah dibentuk. Contoh yang sering dpakai sebagai bahan dalam pembuatan produk kerajinan tangan adalah sabun batangan, lilin parafin, tanah liat, bubur kertas dan clay.
2. Bahan sedang, yaitu bahan yang memiliki sifat fisik tidak terlalu lunak namun juga tidak terlalu keras. Contoh yang sering dipakai sebagai bahan kerajinan tangan adalah kardus, kayu balsa, kayu waru, kayu randu dan kayu sengon.
3. Bahan keras, yaitu bahan yang memiliki sifat fisik keras sehingga sukar dibentuk tanpa bantuan peralatan yang memadai. Contohnya adalah batu, kayu jati, padas dsb.
sumber: https://xiia42017madeleinerindy.wordpress.com/bahan-lunak/
Macam-macam kerajinan berdasarkan inspirasi budaya lokal non benda

Kerajinan Dengan Inspirasi Budaya Lokal Non Benda adalah salah satu bentuk kerajinan yang memfokuskan pada kerajinan yang idenya berasal dari budaya-budaya tradisional dalam negeri yg bentuknya bukan benda seperti cerita rakyat, mitos, tarian, pantun. Kerajinan dengan inspirasi budaya lokal non benda juga berarti usaha kerajinan (benda) yang inspirasinya / ide pembuatannya berasal atau berkaitan dengan kebudayaan lokal / tradisional dalam negeri yang bukan benda. Kerajinan seperti ini juga membantu masyarakat untuk lebih mencintai dan mengenal kembali lebih dalam akan seni budaya tradisional, dan tidak hanya hobi menyukai seni moderen saja yang belum tentu positif pengaruhnya.


Jadi dari hal hal tersebut kemudian mereka bisa mendapatkan ide untuk menciptakan usahanya sendiri. Misalnya: membuat kerajinan kostum berdasarkan cerita rakyat.


Perbedaan dari 2 Kebudayaan :

a. Kebudayaan Benda / Material


yaitu Kebudayaan yang berdasarkan atas hasil karya dalam bentuk material konkrit / benda nyata.

Contoh tradisionil : Rumah adat, pakaian suku, kerajinan tangan etnis, dan sebagainya.
Contoh kebudayaan benda modern : robot, handphone, senapan, dan lainnya.
(musik angklung sebagai budaya non benda dari Indonesia yang mendunia, konser angklung dengan recor piluhan ribu peserta beberapa kali diadakan di negara lain, seperti Amerika dan Australia)

b. Kebudayaan Non Benda / Tak Benda


adalah kebudayaan yang mengacu pada hasil hasil karya bersifat abstract, bukan berupa benda, diantaranya banyak yang di turunkan antar generasi.


Misalnya :

- Tari tarian tradisional, seni pertunjukan dan panggung, ondel ondel, wayang
- lagu daerah, musik angklung
- puisi, pantun, bahasa, isyarat kentongan tanda bahaya
- cerita rakyat, dongeng, mitos, simbol / lambang tertentu
- upacara adat, ritual, festival daerah, tradisi
- Teknik / kecakapan / keahlian khusus, seperti teknik melukis, batik tulis, keahlian menempa keris
(Seni pertunjukan wayang sebagai budaya non benda yang unik, dengan waktu yang unik pula yaitu semalam suntuk)

Kerajinan Non Benda adalah Kerajinan yang hasil karyanya bukan berupa benda, misalnya tari, Puisi, Lagu/Nyanyian, Lambang lambang / Symbol
sumber: http://mriswanrifani.blogspot.com/2018/02/kerajinan-dengan-inspirasi-budaya-lokal.html

Macam-macam kerajinan berdasarkan inspirasi artefak/ objek budaya lokal 
misal : pakaian daerah, wadah tradisional, dan senjata tradisional
HASIL KERAJINAN
Gantungan kunci penari Ba!i., Tas bergambar wayang cepot, guci ukir bergambar becak Jakarta, gelas bergambar monas
Setiap jenis budaya tradisi baik non benda maupun artefak/objek budaya dapat menjadi sumber inspirasi untuk dikembangkan menjadi produk kerajinan. Setiap daerah dapat mengembangkan kerajinan khas daerah yang mengambil isnpirasi dari budaya tradisi daerahnya masing – masing.
Budaya lokal adalah kebudayaan yang tumbuh dan berkembang serta dimiliki dan diakui oleh masyarakat suku bangsa setempat. Budaya lokal biasanya tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat suku atau daerah tertentu karena warisan turun-temurun yang dilestarikan. Inspirasi budaya non benda biasanya, seperti cerita rakyat, mitos, tarian, pantun, lagu, permainan, upacara adat, alat musik, dsb.
sumber: http://media.sma1purworejo.sch.id/dokumen/UKBM2018/UKBM%20DAN%20RPP%20PKWU%202018/3-SMA%20N%201%20Bantarsari%20-%20Sri%20Mulyani/UKBM%20kerajinan%20KD%203.3.doc

Macam-macam kerajinan bahan limbah berbentuk bangun datar
Secara umum ada dua macam limbah yaitu limbah organik dan limbah anorganik. Limbahorganik adalah limbah yang bisa dengan mudah diuraikan atau mudah membusuk,contohnyakulit buah, sayuran, kotoran manusia, dan hewan. Sedangkan limbah anorganik adalah jenislimbah yang berwujud padat, sangat sulit atau bahkan sulit untuk diuraikan atau tidak bisamembusuk
Limbah anorganik yang dapat didaur ulang contohnya sampah plastik, logam, kaca,plastik, dan kaleng. Kedua jenis limbah ini dapat dimanfaatkan menjadi bahan kerajinan, Jika limbah tersebut dapat diolah menjadi barang kerajinan, maka secara ekonomi nilainya akanmeningkat. Khususnya dalam memanfaatkan bahan limbah berbentuk bangun datarmenjadi produk kerajinan yang bernilai estetika dan dapat mendatangkan keuntungan.

Limbah berbentuk bangun datar adalah limbah yang berbentuk bangun yang berdimensi dua, yaitu bahan limbah yang memiliki sisi panjang dan lebar sehingga tidak mempunyai ruang. Limbah berbentuk bangun datar dapat berupa bidang beraturan seperti lingkaran,segi empat, segitiga, dan bangun tidak beraturan. Contoh limbah berbentuk bangun datarantara lain daun, kertas, kain perca, dan plastik.

Contoh:
Kerajinan dari Limbah Kulit Jagung,  plastik, daun pelepah pisang,  kertas, kardus, kain perca,  sisik ikan, pecahan keramik.
sumber: http://anugerahuga.blogspot.com/2018/04/jenis-dan-karakteristik-ke-r-ajinan.html

Macam-macam kerajinan bahan limbah berbentuk bangun datar
berbentuk bangun yang berdimensi tiga
Contoh bahan: limbah dari bunga kering, tempurung kelapa,  kayu, tulang ikan, kulit kerang, botol plastik
sumber: http://www.imron.web.id/2018/04/sistem-produksi-usaha-kerajinan-dari-bahan-limbah-berbentuk-bangun-ruang.html

Macam-macam kerajinan berdasarkan kebutuhan dan keinginan pasar lokal 
Macam-macam kerajinan berdasarkan kebutuhan dan keinginan pasar global

 Berdasarkan luasannya, pasar dapat dibedakan menjadi pasar lokal, pasar nasional, dan pasar global atau pasar internasional. Pasar lokal dapat dipahami sebagai pasar yang terbatas di lingkungan atau daerah yang sama dengan tempat produksi. Pasar dapat dibagi berdasarkan kesamaan perilaku pembeli. Pembagian pasar tersebut dikenal dengan segmentasi pasar. Segmentasi pasar sasaran dapat dibedakan secara geografis atau tempat, secara demografis (usia, gender, bangsa dan etnis, pekerjaan, tingkat ekonomi), dan secara psikografis (karakter kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian). Pasar sasaran yang berbeda memiliki kebutuhan, keinginan, selera, dan daya beli yang berbeda pula. Kebutuhan dan keinginan dari suatu daerah bisa berbeda dengan daerah lainnya. Kebutuhan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, misalnya daerah yang bersuhu rendah menyebabkan orang-orangnya membutuhkan penghangat. Sebaliknya, bila suhu tinggi akan dibutuhkan penyejuk, misalnya kerajinan kipas. Kebutuhan juga dapat dipengaruhi oleh kegiatan, misalnya kegiatan membawa barang membuat orang memiliki kebutuhan akan alat bawa. Kebutuhan akan suatu produk juga dapat disebabkan karena kebiasaan atau budaya. Kebiasaan memberi hadiah atau tanda mata kepada orang lain, membuat munculnya kebutuhan akan produk yang unik atau khas daerah tertentu. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dipenuhi oleh produk kerajinan. Selain kebutuhan, pasar sasaran juga memiliki keinginan. Keinginan untuk memiliki produk pada umumnya muncul dari gaya hidup dan selera.

Sumber daya usaha yang dibutuhkan untuk wirausaha kerajinan adalah bahan baku atau material, teknik dan alat, serta keterampilan. Wirausaha kerajinan untuk pasar lokal dapat dimulai dengan melihat potensi bahan baku, potensi teknik, dan keterampilan yang ada di daerah tersebut. Bahan baku dapat berupa bahan alam atau bahan buatan yang banyak tersedia di lingkungan sekitar. Bahan alam, misalnya serat nanas, eceng gondok, tanah liat, kayu, rotan, bambu, kerang, dan tulang. Bahan buatan, seperti kain, plastik, kaca, dan karet. 

Perancangan produk didasari beberapa faktor pertimbangan, yaitu fungsi produk, pengguna produk, material, teknik pembuatan, nilai estetis, dan harga jual. Untuk memulai proses perancangan harus dilakukan penetapan pasar sasaran, bahan baku, dan jenis material apa saja yang akan digunakan, serta teknik yang dapat digunakan untuk pembuatan produk. Contohnya, untuk pasar sasaran siswa yang ikut ekstrakurikuler bulu tangkis akan dibuatkan sebuah tas untuk membawa raket dan perlengkapan lain yang dibutuhkan. Bahan yang akan digunakan untuk tas tersebut adalah karton tebal yang dilapisi kain, serta dilengkapi tali. Teknik pembuatan yang digunakan adalah teknik penempelan dengan lem dan teknik jahit. Contoh lain adalah pembuatan rak alas kaki untuk kebutuhan rumah tangga, yang disebabkan oleh kebiasaan melepas alas kaki saat hendak masuk ke rumah. Bahan yang digunakan adalah bambu dengan teknik konstruksi bambu.

sumber: https://www.firde7.xyz/2018/07/prakarya-dan-kewirausahaan-perencanaan.html

Teknik Proses Produksi Kerajinan
Penggolongan proses produksi menurut teknik atau sifat produksi akan menetukan jenis atau bentuk pokok yang dipakai dalam proses produksi. Berdasarkan tekniknya dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu:
a. Proses Ekstraktif
Proses produksi yang dijalankan dengan mengambil lansung dari sumber alam yang telah tersedia. Misalnya: proses penambangan, perusahaan perikanan, perkebunan dan sebagainya.
b. Proses Analitis
Proses analitis adalah proses untuk menguraikan atau memisahkan dari suatu bahan mentah tertentu menjadi beberapa macam bentuk yang menyerupai jenis aslinya. Contohnya: Pertamina
c. Proses Fabrikasi.
Seperti proses analistis tetapi dalam menggunakan alat seperti mesin, gergajinya menjadikan bentuk baru beberpa macam tanpa harus sejenis aslinya. Contohnya: pakaian, proses pembuatan sepatu dan sebagainya.
d. Proses Sintesis
Prose mengkombinasikan beberpa bahan (persenyawaan zat) dalam suatu bentuk produk. Contohnya: perusahaan kimia, obat-obatan, gelas, kaca, dan sebagainya.
e. Proses Assembling
Proses assembling berarti merangkaikan beberapa produk jadi atau setengah jadi menjadi produk baru (barang abaru) tanpa merubah bentuk fisik susunan kimiawinya. Contohnya: perusahaan karoseri mobil, IPTN, perusahaan alat listrik dan sebagainya.
sumber: http://d3manajemen.blogspot.com/2012/05/pengertian-dan-teknik-proses-produksi.html

Tahapan proses produksi kerajinan
1. menentukan bahan dan fungsi kerajinan.
2. menggali ide dari berbagai sumber.
3. membuat beberapa sketsa karya dan menentukan sebuah karya terbaik.
4. menyiapkan bahan dan alat.
5. membuat karya kerajinan.
6. mengevaluasi karya.
sumber: https://eltelu.blogspot.com/2014/06/6-enam-tahapan-proses-penciptaan-karya.html

Jenis dan kegunaan bahan kemas
Pengertian Kemasan

Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar (Klimchuk dan Krasovec, 2006:33).

Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah aktivitas merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi faktor yang cukup penting sebagai alat pemasaran (Rangkuti, 2010:132).
Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.


Fungsi
 Kemasan
Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab mereka menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus, tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan mempunyai dua fungsi yaitu:
1. Fungsi Protektif
Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan saluran distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan protektif, para konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau cacat.
2. Fungsi Promosional
Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun kemasan juga digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan.

Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu alat pemasaran, yaitu :
-Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan, dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung produk.
-Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik.
-Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau merek produk.
-Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen.

Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi lain, yaitu sebagai berikut:
-Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan adalah untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui pencurian atau kesalahan penempatan.
-Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah produk dan memperkuat citra produk.
-Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual produk dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.

Tujuan Kemasan
Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
-Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan sebagainya.
-Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan sebagainya.
-Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.
-Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur ulang, atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label.
-Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan pencurian. Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian.
-Convenience. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali.
-Marketing. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon pembeli untuk membeli produk.

Jenis-jenis Kemasan

Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
-Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, dll).
-Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.
-Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.

Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
-Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng.
-Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap.
-Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol.

Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
-Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.
-Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.
sumber: https://www.kajianpustaka.com/2016/10/pengertian-fungsi-tujuan-dan-jenis-kemasan.html

Teknik/Metode Penyajian dan Pengemasan 
Metode pengemasan produk pangan yang telah banyak diterapkan adalah pengemasan sealer, pengemasan vakum, pengemasan dengan atmosfir termodifikasi (MAP), pengemasan dengan atmosfir terkendali (CAP).

Pengemasan vakum adalah pengemasan dengan tekanan udara hampa. Pengemasan vakum diperlukan untuk mengeluarkan oksigen. Plastik yang digunakan dalam pengemasan vakum adalah yang mempunyai permiabilitas uap air dan oksigen yang rendah dan tahan terhadap produk pangan yang dikemas. Penggunaan gas sebagai bahan perintang pada pengemasan vakum adalah cara untuk melindungi produk pangan dari kerusakan yang diakibatkan oleh kapang yang masih dapat tumbuh dalam kondisi vakum. Kelemahan dari kemasan vakum adalah menyebabkan kerusakan bentuk, warna dan bau.

Pengemasan dengan atmosfir termodifikasi adalah penyimpanan produk dalam kemasan dengan memodifikasi udara di dalamnya dengan menggunakan gas O2, CO2, N2, uap air dan gas-gas lainnya. Kemasan dengan system ini merupakan alternatif kelemahan yang ada pada kemasan vakum. Pengaturan komposisi gas dalam ruang kemasan dilakukan pada tahap awal pengemasan dengan pemilihan bahan kemasan yang dapat menghasilkan konsentrasi tertentu. Jenis gas dan konsentrasinya harus disesuaikan dengan produk pangan yang akan dikemas.
sumber: https://www.kemasansinergy.com/artikel/fungsi-dan-teknik-pengemasan-dalam-industri

Seseorang membeli makanan di restoran kadang dimakan di tempat atau di bungkus untuk dibawa pulang. Berikut ini adalah alat penyajian dan kemasan yang digunakan :
-Alat penyajian tradisional. penggunaan alat penyajian tradisional adalah daun. Daun yang biasa digunakan adalah daun pisang.
-Alat penyajian modern. Alat penyajian modern dapat menggunakan berbagai wadah yang berbahan dasar kaca, keramik, plastik, atau baja antikarat (stainless steel)
-Kemasan tradisional. Kemasan tradisional yang biasa digunkan adalah daun pisang.
-Kemasan modern. Kemasan modern saat ini banyak sekali dijumpai. Kemasan ini bertujuan agar makanan tersebut terjaga kebersihannya serta menjaga cita rasa makanan tersebut. Kemasan modern yang sering digunakan yaitu aluminium foil, styrofoam, dan plastik.
-Penyajian dan kemasan yang dimodifikasi. Modifikasi kemasan tradisional dan modern banyak dilakukan, selain menjaga makanan agar tetap bersih juga memberikan daya tarik dan ciri khas tersendiri produk olahan tertentu. Contohnya penggunaan plastik mika dan kardus sebagai kemasan dikombinasikan dengan daun pisang.
sumber: http://macammacamiilmu.blogspot.com/2016/09/penyajian-dan-pengemasan.html

IV. Keuangan

Komponen Biaya Produksi


Berdasarkan komponen yang menyusunnya, biaya produksi meliputi unsur-unsur:

(a) bahan baku atau bahan dasar, termasuk bahan setengah jadi;
(b) bahan-bahan pembantu atau bahan penolong;
(c) upah tenaga kerja tidak terdidik dan tenaga kerja terdidik;
(d) penyusutan peralatan produksi;
(e) bunga modal;
(f ) sewa (gedung atau peralatan yang lain);
(g) biaya pemasaran, seperti biaya penelitian dan analisis pasar produk, biaya angkutan dan pengiriman, dan biaya reklame atau iklan;
(h) pajak perusahaan.
sumber: http://www.nafiun.com/2013/05/pengertian-biaya-produksi-komponen-jenis.html

Produksi adalah biaya untuk mengolah bahan baku menjadi barang atau produk jadi, yang terdiri dari 3 elemen biaya, yaitu
1. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku (direct material) adalah biaya yang jumlahnya besar dalam rangka menghasilkan suatu jenis output. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan industri dapat diperoleh dari pembelian atau pengolahan sendiri
2. Biaya Tenaga Kerja
Biaya Tenaga kerja adalah upah atau kompensasi yang dibayarkan kepada tenaga kerja langsung yang berkerja di bagian produksi, tenaga kerja merupakan bagian yang langsung terlibat dalam proses produksi.
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik (factory overhead cost) adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang terdiri dari macam biaya yang semuanya tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk atau aktivitas lainnya dalam upaya perusahaan untuk merealisasi pendapatan
Harga pokok produksi dapat didefinisikan sebagai jumlah biaya produksi yang terdapat pada persediaan barang jadisebelum barang tersebut laku dijual.
Mengenai pemahaman harga pokok menurut, Winardi (1990 : 79) menjelaskan bahwa “Harga pokok adalah suatu produksi jumlah pengorbanan-pengorbanan, dapat diduga, dan kuantitatif dapat diukur berhubungan dengan proses produksi, yang dilakukan pada saat pertukaran dan dalam kebanyakan hal harus didasarkan atas nilai pengganti kesatuan-kesatuan nilai yang telah dikorbankan”.
Perhitungan harga pokok produksi
Ada beberapa tahap untuk menghitung Harga pokok produksi yang digunakan untuk perhitungan harga pokok produksi. Rumus harga pokok produksi untuk perhitungan diawali dengan menghitung bahan baku, biaya produksi, persediaan barang dan harga pokok penjualan. Berikut rumus yang bisa pakai sebagai metode atau cara menghitung suatu harga pokok produksi, yaitu:
Tahap 1: Menghitung Bahan Baku Yang Digunakan
Rumus untuk menghitung bahan baku yang digunakan adalah
Bahan Baku Yang Digunakan = Saldo awal Bahan Baku + Pembelian Bahan Baku – Saldo Akhir Bahan Baku
Tahap 2: Menghitung Biaya Produksi
Rumus untuk menghitung biaya produksi adalah
Total biaya produksi = Bahan baku yang digunakan + biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead produksi
Tahap 3: Menghitung Harga Pokok Produksi
Rumus untuk menghitung Harga Pokok Produksi adalah
Harga Pokok Produksi = Total biaya produksi + saldo awal persediaan barang dalam proses produksi – saldo akhir persediaan barang dalam proses produksi
Tahap 4: Menghitung HPP
Rumus Menghitung HPP adalah Harga pokok produksi + Persediaan barang awal – persediaan barang akhir
sumber: https://www.beecloud.id/menghitung-harga-pokok-produksi-beserta-contohnya/
Biaya tetap dan tidak tetap
alau kita rujuk pada handbook Plant Design and Economic for Chemical Engineers edisi tahun 1991, akan kita temukan di sana komponen-komponen biaya produksi.
Total biaya produksi terdiri dari biaya produksi dan biaya umum atau general expense.
Biaya produksi memiliki beberapa komponen biaya, yaitu:
Sedangkan general expense meliputi biaya-biaya:
  • biaya administrasi
  • biaya pemasaran
  • biaya riset
unsur-unsur biaya produksiVariable cost terkait langsung dengan produksi. Artinya, semakin tinggi jumlah produksi, maka variable cost pun akan semakin tinggi.
Sedangkan fixed cost tidak terkait dengan produksi. Artinya, meskipun pabrik misalnya sedang tidak berproduksi, maka fixed cost masih tetap akan muncul.
Biaya-biaya yang termasuk ke dalam variable costantara lain bahan baku, utilitas (air, listrik, gas, dan lain-lain), katalis (jika tidak termasuk bahan baku), pelarut, bahan kimia penolong, royalti (jika dibayar tidak atas dasar lump sum), biaya laboratorium, dan biaya tenaga kerja.
Memang pada kenyataannya, ada komponen variable cost yang tidak murni variable cost, seperti misalnya listrik. Pada saat, pabrik tidak berproduksi listrik tetap saja diperlukan untuk keperluan lain selain untuk menjalankan mesin atau fasilitas produksi lainnya.
Lalu apa saja yang termasuk biaya tetap atau fixed cost? Diantaranya adalah depresiasi, asuransi dan biaya sewa.
Komponen biaya produksi yang lain adalah overhead cost. Unsur-unsur biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain biaya kesehatan, makan, rekreasi, safety, fasilitas penyimpanan (gudang) dan biaya umum. sumber: https://www.prosesproduksi.com/biaya-produksi/
Taksiran Harga Jual 
1. Penetapan Harga Biaya Plus (Cost-Plus Pricing Method)
Kalau anda menggunakan metode ini, anda menentukan harga jual per unit produk anda dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang anda kehendaki pada unit tersebut, atau disebut marjin. Harga jual produk dapat anda hitung dengan rumus :
Biaya Total + Marjin = Harga Jual
Contohnya seperti ini. Misalkan anda punya usaha jus buah dan mendapatkan order sebanyak 100 gelas untuk sebuah pesta perpisahan. Biaya yang anda keluarkan untuk memproduksi jus buah tersebut diperkirakan sebanyak 400.000,00 dengan perincian  :
  • Biaya bahan baku : Rp. 250.000,00
  • Biaya tenaga kerja : Rp. 100.000,00
  • Biaya lain-lain seperti penyusutan alat, sewa tempat, dsb : Rp. 50.000,00
Jika anda menginginkan laba sebesar 15% dari biaya total, maka : Harga total = Biaya Total + Laba = Rp. 400.000,00 + (15% x Rp 400.000,00) = Rp. 460.000,00. Dengan demikian untuk setiap jus yang anda jual, harganya sebesar Rp. 4.600,00.
2. Penetapan Harga Mark-Up (Mark-Up Pricing Method)
Pada intinya, penetapan harga mark-up ini hampir sama dengan penetapan harga biaya plus. Para pedagang atau perusahaan perdagangan lebih banyak menggunakan penetapan harga mark-up ini.
Caranya lebih sederhana. Anda membeli barang-barang dagangan kemudian harga jualnya anda tentukan setelah menambah harga beli dengan sejumlah mark-up, seperti rumus di bawah ini:
Harga Beli + Mark Up = Harga Jual
Jadi mark-up ini merupakan kelebihan harga jual di atas harga belinya. Contohnya seperti ini. Anggap anda punya toko sepatu adventure. Anda beli sepatu adventure merk “X” seharga 300 ribu. Kemudian anda ingin keuntungan 50 ribu, jadinya anda jual 300 ribu + 50 ribu = 350 ribu. Simpel kan?
Jadi keuntungannya dapat anda peroleh dari sebagian mark-up tersebut. Mengapa hanya sebagian? Karena anda juga harus mengeluarkan sejumlah biaya “lain-lain” seperti transport untuk beli sepatu yang anda ambilkan dari sebagian mark-up.
3. Penetapan Harga Break-even (Break-Even Pricing)
Adalah cara penetapan harga yang didasarkan pada permintaan pasar dan masih mempertimbangkan biaya. Usaha anda dapat dikatakan dalam keadaan break-even apabila penghasilan yang anda terima sama dengan ongkosnya, dengan anggapan bahwa harga jualnya sudah anda tentukan.
Menurut cara ini, usaha anda akan mendapatkan laba apabila penjualan yang anda capai berada di atas titik break-even dan rugi penjualan anda berada di bawah titik break-even.
Cara penetapan harga break-even ini dapat anda terapkan dengan menggunakan beberapa “syarat” tertentu, yaitu:
  • Seluruh biaya usaha anda dapat digolongkan ke dalam biaya variabel dan biaya tetap.
  • Seluruh barang yang anda produksi akan terjual.
  • Biaya variabel per unitnya tetap.
Bingung ya? Sama, he..he..he.. Kalau anda ingin tahu jelasnya, silahkan baca artikel saya tentang apa itu biaya tetap dan variabel dan cara menentukan break even point atau titik impas.
Lengkap kok, dengan contoh perhitungannya. So, don’t miss it… Insya Allah nanti anda akan paham bagaimana cara menentukan produk anda dengan metode ini.
4. Penetapan Harga dalam Hubungannya dengan Pasar
Kalau menggunakan cara yang satu ini, penentuan harga tidak anda dasarkan pada biaya, tetapi justru sebaliknya. Harga yang menentukan biaya bagi usaha anda.
Anda dapat menentukan harga sama dengan tingkat harga pasar agar dapat ikut bersaing, atau dapat juga ditentukan lebih tinggi atau lebih rendah dari tingkat harga dalam persaingan. Tergantung strategi dan segmentasi pasar anda, ok?

Pehitungan Titik Impas BEP
Tiga rumus titik impas yang akan dijelaskan berikut, akan menghitung titik impas, margin of safety, dan titik impas kas.

1. Rumus Break Even Point (Titik Impas)

Titik impas (break even point) adalah volume penjualan ketika pendapatan total sama dengan biaya total, sehingga menghasilkan laba nol, yaitu tingkat penjualan minimum yang diperlukan untuk menghindari kerugian.
Bagaimana menghitungnya?
Penjualan = biaya variabel + biaya tetap
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tetap konstan dan tidak bergantung pada suatu aktivitas (misalnya biaya sewa), sedangkan biaya variabel (variabel cost) adalah biaya-biaya yang berubah menurut aktivitas (misalnya biaya bahan baku).
Jika penjualan yang dilakukan harus menghasilkan suatu laba sebelum pajak yang diharapkan (desired before-tax profit), rumusnya menjadi:
Penjualan = biaya variabel + biaya tetap + laba yang diharapkan
Contoh 1. Jika harga jual $25, biaya variabel per unit $10 dan biaya tetapnya $15.000, jumlah unit yang diperlukan untuk mencapai titik impas adalah:
S = VC + FC
$25U = $10U + $15.000
$15U = $15.000
U = 1.000
Penjualan total = 1.000 unit x $25 = $25.000
Jika laba yang diharapkan adalah $3.000, maka jumlah unit yang harus dijual adalah:
S = VC + FC + P
$25U = $10U + $15.000 + $3.000
$15U = $18.000
U = 1.200
Rumus Break Even Point (BEP) atau titik impas

2. Margin of Safety (Tingkat Keamanan Penjualan)

Margin of Safety adalah suatu tingkat penurunan dalam penjualan sebelum perusahaan mulai merugi.
Bagaimana Cara Menghitungnya?
Margin of Safety = (penjualan yang diharapkan – penjualan pada titik impas) : penjualan pada titik impas
Contoh 2. Jika penjualan diproyeksikan sebesar $30.000 dan titik impas terjadi ketika penjualan bernilai $25.000, margin of safety diproyeksikan akan bernilai sekitar 20%.
\frac{30.000-25.000}{25.000}= 20%

3. Cash Break Even Point (Titik Impas Uang Tunai)

Titik impas uang tunai adalah volume penjualan yang dapat menutupi seluruh biaya tunai selama suatu periode. Tidak seluruh biaya tetap operasi melibatkan pembayaran tunai (misalnya, biaya penyusutan)
Bagaimana Menghitungnya?
Titik impas kas = penjualan = biaya variabel + biaya tetap tunai
Titik impas uang tunai lebih rendah dibandingkan titik impas yang biasa, karena beban bukan kas dikurangi biaya tetap.
Contoh 3. Asumsikan bahwa terdapat fakta seperti Contoh 1, kecuali bahwa biaya tetapnya sebesar $15.000, termasuk penyusutan sebesar $1.500. Titik impas kas per unit adalah:
S = VC + FCC
$25U = $10U + $13.500
$15U = $13.500
U = 900

Bagaimana Menggunakan Rumus Break Even Point dan Menerapkannya?

Analisis titik impas digunakan untuk bermacam-macam tujuan, termasuk menentukan:
  • Volume penjualan yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas
  • Volume penjualan yang dibutuhkan untuk memperoleh laba yang diinginkan
  • Dampak perubahan harga jual, biaya variabel, biaya tetap, dan output terhadap laba
  • Harga jual yang harus dikenakan
  • Biaya variabel per unit atau biaya tetap yang diinginkan
Rumus break even point digunakan untuk mengorganisir pemikiran tentang berbagai aspek luas yang penting dari suatu bisnis, misalnya, menentukan tingkat hunian kamar hotel untuk mencapai titik impas atau tingkat muatan penumpang untuk mencapai titik impas suatu penerbangan.
Margin of safety berguna untuk mengukur risiko operasi. Semakin besar risikonya, semakin aman situasinya karena berkurangnya risiko untuk jatuh ke titik impas.
Titik impas uang tunai digunakan saat perusahaan memiliki persediaan uang tunai yang minim atau biaya akibat kesempatan yang hilang (opportunity cost) jika menyimpan uang tunai yang berlebihan terlalu tinggi.
Siapa yang menggunakan rumus break even point dan kapan digunakan?
Manajer Keuangan, Pemasaran, dan Produksi serta Pemimpin Manajemen. Manajer yang berbeda-beda menggunakan analisis titik impas dalam perusahaan karena penting saat memulai aktivitas yang baru, seperti memulai lini bisnis yang baru, mengembangkan bisnis yang ada atau memperkenalkan produk atau jasa baru.
Beberapa pertanyaan yang umumnya dapat dijawab oleh rumus break even point ini adalah:

  • Manajer keuangan: Bagaimana kelayakan suatu usulan investasi ditinjau dari sisi keuangan (financial feasibility)?
  • Pemimpin manajemen: Apakah berbagai kemungkinan titik impas perusahaan membaik atau memburuk? Apakah dampaknya jika terjadi negosiasi tenaga kerja dalam skala yang besar?
  • Manajer Pemasaran: Apakah sebuah kampanye pemasaran berskala besar akan menghasilkan penjualan yang cukup untuk membenarkan biaya kampanye? Apakah diperkenalkannya sebuah produk baru akan menambah atau mengurangi profitabilitas perusahaan?
  • Manajer Produksi: Apakah modernisasi fasilitas produksi akan terbayar dari produksi yang dihasilkannya?
  • sumber: https://www.dokterbisnis.net/2010/07/10/metode-dan-cara-bagaimana-menentukan-harga-jual-produk/
Perhitungan Harga Jual
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Harga Jual
Terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi harga jual produk, yaitu :
1.      Customers atau pelanggan, pelanggan dapat mempengaruhi harga berdasarkan fitur yang terdapat pada produk tersebut serta kualitasnya.
2.      Competitors atau pesaing, perusahaan harus memperhatikan apa yang dilakukan oleh pesaingnya, termasuk harga jual produk mereka, yang bisa menjadi substitusi produk tersebut.
3.      Costs atau biaya, semakin tinggi biaya produksi produk tersebut, maka semakin mahal produk tersebut dijual.

Hal – Hal yang Mempengaruhi Harga Jual
Biaya penuh untuk memproduksi produk/jasa.Biaya penuh tidak boleh lebih besar dari harga jual, supaya tidak menghasilkan kerugian. Manfaat biaya penuh adalah sebagai berikut:
a)      Biaya penuh merupakan titik awal untuk mengurangi ketidakpastian yang dihadapi oleh pengambil keputusan: dalam pengambilan keputusan satu-satunya informasi yang memberikan kepastian relatif tinggi adalah biaya. Dengan informasi biaya manajer penentu harga jual memiliki dasar untuk menetapkan kebijakan penentuan harga jual dengan aman.
b)      Biaya penuh merupakan dasar yang memberikan perlindungan bagi perusahaan dari kemungkinan kerugian: untuk menghindari kerugian, salah satu cara adalah dengan berusaha memperoleh pendapatan yang paling tidak tidak dapat menutup biaya penuh.
c)      Biaya penuh memberikan informasi yang memungkinkan manajer penentu harga jual melihat struktur biaya perusahaan lain: dengan informasi biaya penuh, manajer penentu harga jual akan mampu memahami  atau paling tidak menduga tindakan yang dilakukan oleh perusahaan pesaing bila perusahaan pesaing melakukan perubahan harga jual produk atau jasanya.
d)     Biaya penuh merupakan dasar untuk pengambilan keputusan perusahaan memasuki pasar. Berdasarkan perbandingan harga jual yang terbentuk di pasar dengan biaya penuh produk atau jasa, manajer penentu harga jual akan menghadapi tiga kemungkinan berikut ini :
Ø  Jika biaya penuh produk atau jasa perusahaan melebihi harga jual yang terbentuk di pasar tertentu, perusahaan tidak mungkin memasuki pasar tersebut, karena kerugian akan terjadi.
Ø  Jika biaya penuh produk atau jasa dapat di tutup dengan harga jual yang terbentuk di pasar, namun harga jual tersebut belum mampu menghasilkan laba yang memadai jika dibandingkan dengan investasi, maka perusahaan tidak mungkin memasuki pasar tersebut.
Ø  Jika kemungkinan pertama dan kedua tersebt di atas akan dihadapi, perusahaan dapat merancang program untuk mengubah proses produksi dan kegiatan pemasaran agar biaya penuh untuk memproduksi dan memasarkan produk atau jasa, yang dengan harga jual tertentu yang terbentuk di pasar, perusahaan akan menutup seluruh biaya penuh dan mampu menghasilkan laba yang sepadan dengan investasi.
  • Aspek di luar biaya :
    • Selera konsumen
    • Demand dan suplai                                       
    • Jumlah pesaing yang memasuki pasar
    • Harga jual produk pesaing
2.1  METODE PENENTUAN HARGA JUAL
Menurut Herman (2006:175) ada beberapa metode penetapan harga (methods of price determination) yang dapat dilakukan budgeter dalam perusahaan, yaitu:
1.      Metode taksiran (judgemental method),
metode ini biasa digunakan oleh perusahaan yang baru saja berdiri karena dilakukan dengan menggunakan prediksi tanpa menggunakan data statistik. Oleh karena itu kekurangan dari metode ini adalah tingkat keakuratan prediksi sangat rendah.

  1. Metode berbasis pasar (market-based pricing)
Ø  Harga pasar saat ini (current market price), metode ini dipakai apabila perusahaan mengeluarkan produk baru, yaitu hasil modifikasi dari produk yang lama. Perusahaan akan menetapkan produk baru tersebut seharga dengan produk yang lama. Penggunaan metode ini murah dan cepat. Akan tetapi pangsa pasar yang didapat pada tahun pertama relatif kecil karena konsumen belum mengetahui profil produk baru perusahaan tersebut.
Ø  Harga pesaing (competitor price), metode ini menetapkan harga produknya dengan mereplikasi langsung harga produk perusahaan saingannya untuk produk yang sama atau berkaitan. Dengan metode perusahaan berpotensi mengalami kehilangan pangsa pasar karena dianggap sebagai pemalsu. Ini dapat terjadi apabila produk perusahaan tidak mampu menyaingi produk pesaing.
Ø  Harga pasar yang disesuaikan (adjusted current marker price), penyesuaian dapat dilakukan berdasarkan pada faktor eksternal dan internal. Dengan metode ini, perusahaan mengidentifikasi harga pasar yang berlaku pada saat penyiapan anggaran dengan melakukan survey pasar atau memperoleh data sekunder. Harga yang berlaku tersebut dikalikan dengan penyesuaian (price adjustment) setelah mempertimbangkan faktor internal dan eksternal yang ditetapkan dalam angka indeks (persentase). Indeks 87 berarti 87/100.
     3. Metode berbasis biaya (cost-based pricing)
A.    Harga Jual Normal (manufaktur dan penjual jasa)
Secara normal : Harga jual harus dapat menutupi biaya penuh dan menghasilkan laba. Laba yang dimaksud adalah laba yang sepadan  dengan investasi yang ditanam  untuk menghasilkan produk/jasa.
                Harga Jual   =  Taksiran Biaya penuh + Laba yang diharapkan

Unsur pertama yang diperhitungkan dalam harga jual adalah taksiran biaya penuh. Taksiran biaya penuh dapat dihitung dengan dua pendekatan : Full Costing dan Variable Costing.
Perbedaan Full Costing dan Variable Costing adalah sebagai berikut :
PENDEKATAN
UNSUR BIAYA
UNSUR MARK UP
Full Costing
Biaya Produksi
Ekspektasi laba  + Biaya non Produksi
Variable Costing
Biaya Produksi dan non Produksi yang bersifat variabel
Ekspektasi laba  + Biaya Produksi + non Produksi yang bersifat tetap
Total Costing
Biaya Produksi + non Produksi
Ekspektasi laba

Unsur kedua yang diperhitungkan dalam harga jual adalah laba yang diharapkan. Cost-plus pricing adalah penentuan harga jual dengan cara menambahkan laba yang diharapkan di atas biaya penuh masa yang akan datang untuk memproduksi dan memasarkan produk. Laba yang diharapkan dihitung berdasarkan investasi yang ditanamkan untuk menghasilkan produk atau jasa. Untuk memperkirakan berapa laba wajar yang diharapkan, manajer penentu harga jual perlu mempertimbangkan :
Ø  Cost of Capital, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk investasi yang dilakukan dalam perusahaan. Contoh : Perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan usaha dengan kredit bank, yang bunganya 24%p.a dan tax dari laba yang dihasilkan 25%. Maka : Cost of Capital = (100% - 25%) x 0.24 = 18%, dimana semakin besar biaya modalnya, semakin besar pula laba yang diharapkan dapat diterima oleh perusahaan.
Ø  Risiko Bisnis, semakin besar risiko bisnis yang dihadapi perusahaan, semakin besar persentase yang ditambahkan pada cost of capital di dalam memperhitungkan laba ynag diharapkan.
Ø  Besarnya Capital Employed, jumlah investasi (atau capital employed)yang ditanamkan untuk memproduksi dan memasarkan produk atau jasa merupakan faktor yang menentukan besarnya laba yang diharapkan, yang diperhitungkan dalam harga jual.


B.     Harga Jual untuk pesanan khusus
Pesanan khusus merupakan pesanan yang diterima oleh perusahaan di luar pesanan regular perusahaan. Dalam keadaan seperti ini, yang perlu dipertimbangkan oleh manajer penentu harga jual adalah:
1.      Pesanan Regular
Pesanan regular adalah pesanan yang dibebani tugas untuk menutup seluruh biaya tetap yang akan terjadi dalam setahun anggaran. Dengan demikian jika manajer penentu harga jual yakin bahwa seluruh biaya tetap dalam tahun anggaran akan dapat ditutup oleh pesanan yang regular, maka pesanan khusus dapat dibebaskan dari kewajiban untuk memberikan kontribusi dalam menutup biaya tetap.
Jika misalnya dengan penerimaan khusus, perusahaan diperkirakan tidak hanya akan meregularkan biaya variable saja, namun memerlukan biaya tetap, karena harus beroperasi di atas kapasitas yang tersedia, maka harga jual pesanan khusus harus di atas biaya variable dengan kenaikan biaya tetap karena pesanan khusus tersebut. Dalam mempertimbangkan penerimaan pesanan khusus, informasi akuntansi diferensial merupakan dasar yang dipakai sebagai landasan penentu harga jual.
C.     Harga jual dengan Cost type contract
1.      Cost - type Contract
Cost-type Contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa yang pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen dengan laba yang dihitung sebesar persentase tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut. Jika dalam keadaan normal, harga jual produk atau jasa yang akan dijual di masa yang akan datang ditentukan dengan metode cost-plus pricing, berdasarkan taksiran biaya penuh sebagai dasar, dalam cost-type contract harga jual yang dibebankan kepada konsumen dihitung berdasarkan biaya penuh sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi dan memasarkan produk.


Rumusan Menghitung Harga Jual Per Unit
Rumus perhitungan harga jual atas dasar biaya secara umum dapat dinyatakan dalam persamaan berikut ini :

Harga Jual / unit =  BIAYA*  +   % Mark-up

Persentase markup dihitung dengan rumus :

Persentase Mark-up =  Expectasi Laba + BIAYA*

*   Biaya = Biaya yang berhubungan langsung dengan volume (perunit)
**  Biaya = Biaya yang tidak berhubungan langsung oleh volume produk (non produksi)
Terdapat perbedaan konsep langsung dan tidak langsungnya biaya dengan volume antara metode full costing dengan metode variable costing. Konsep biaya yang berhubungan langsung dengan volume menurut metode full costing adalah berupa biaya produksi, sedangkan biaya yang tidak berhubungan langsung dengan volume adalah berupa biaya nonproduksi.
Variable costing memandang dengan cara yang berbeda terhadap biaya yang dipengaruhi secara langsung oleh volume produk bila dibandingkan dengan full costing. Dalam pendekatan variable costing, biaya penuh yang dipengaruhi secara langsung oleh volume produk terdiri dari biaya variabel, sedangkan biaya penuh yang tidak dipengaruhi secara langsung oleh volume produk terdiri dari biaya tetap.
Contoh soal :
Manajer Pemasaran PT. GLORY sedang mempertimbangkan penentuan harga jual produk ASTREX untuk tahun anggaran yang akan datang. Menurut anggaran, perusahaan direncanakan akan beroperasi pada kapasitas normal sebanyak 1.000.000 kg dengan taksiran biaya penuh untuk tahun anggaran yang akan datang sbb :
Biaya Variabel :
Biaya produksi variable                      Rp. 2.000.000.000
Biaya adm & umum variable              Rp.      50.000.000
Biaya pemasaran variable                    Rp.      50.000.000
                                                            -------------------------- +
Total biaya variable                                                                             Rp. 2.100.000.000
Biaya Tetap :
Biaya produksi tetap                           Rp. 1.000.000.000
Biaya adm. & umum tetap                  Rp.    150.000.000
BIaya pemasaran tetap                        Rp.    250.000.000
                                                            -------------------------- +

Total biaya tetap                                                                                 Rp. 1.400.000.000
                                                                                                           -------------------------- +
Total biaya penuh                                                                                Rp. 3.500.000.000

Total aktiva yang diperkirakan pada awal tahun anggaran Rp. 4.000.000.000 dan laba yang diharapkan dinyatakan dalam tariff kembalian investasi (ROI) 25%
Jawab :
Menggunakan pendekatan Full Costing
Unsur biaya :              
Biaya produksi variable                                                      Rp. 2.000.000.000
Biaya produksi tetap                                                          Rp. 1.000.000.000  
                                                                                           --------------------------- +
                                                                                           Rp. 3.000.000.000
Unsur mark-up            :
  Biaya non produksi variable                           Rp.    100.000.000
  Biaya non produksi tetap                                Rp.    400.000.000
  Ekspektasi laba25% X rp. 4.000.000.000       Rp. 1.000.000.000
 -------------------------- +
  TOTAL unsur Mark-up                                   Rp. 1.500.000.000

Persentase Mark-up =
     
Perhitungan Harga Jual :
            Biaya produksi                                           Rp.  3.000.000.000
            Mar-up 50% x Rp. 3.000.000.000              Rp.  1.500.000.000
--------------------------- +
            Total harga jual                                           Rp.  4.500.000.000
            Volume produksi                                                       1.000.000 kg
                                                                                    --------------------------- :
            Harga jual produk / kg                               Rp.               4.500,-

Penentuan Harga Jual Waktu dan Bahan (Time And Material Pricing)
Biasanya digunakan oleh perusahaan bengkel mobil, dok kapal dan perusahaan-perusahaan penjual jasa reparasi, bahan dan suku cadang sebagai pelengkap penjualan jasa. Dalam perusahaan jasa volumenya dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk melayani konsumen  bukan harga jual/unit tetapi harga jual per satuan waktu yang dinikmati konsumen.

Harga jual = Biaya Penuh + Ekspektasi Laba

Dalam sebuah bengkel yang menjual jasa perbaikan mobil, maka :
1)      Biaya yang berhubungan dengan produk adalah biaya tenaga mekanik dan ahli listrik.
2)      Biaya yang tidak berhubungan dengan produk adalah biaya tenaga kerja tidak langsung, listrik, depresiasi, asuransi dll.

Perhitungan laba rugi
Laba bersih adalah selisih antara seluruh pendapatan dan seluruh beban yang dihasilkan oleh perusahaan.
Konsep laba adalah selisih pendapatan lebih besar daripada beban.
Apabila selisih pendapatan ternyata lebih kecil daripada beban, maka itu adalah rugi.
Dan apabila pendapatan sama besar dengan jumlah beban yang dikeluarkan, maka itu adalah impas (break even point

Langkah 1 : Mencari Laba Kotor

Untuk mencari laba bersih, langkah pertama adalah mencari laba kotor terlebih dahulu.

Pada dasarnya, laba kotor adalah selisih dari hasil penjualan dengan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan/mendapatkan produk barang/jasa. 

Rumus Laba Kotor   

Laba Kotor = Penjualan Bersih - HPP (Harga Pokok Penjualan)
rumus laba kotor
Keterangan

# Penjualan Bersih

Penjualan bersih bisa dikatakan sebagai pendapatan perusahaan hasil dari penjualan setelah dikurangi oleh semua biaya yang dikeluarkan dalam transaksi penjualan.

Seperti ketika dilakukan penjualan perusahaan memberikan diskon, ada biaya angkut dari gudang ke tempat pembeli dan adanya barang yang direturn oleh pembeli karena barang tidak sesuai dengan spesifikasi atau cacat.

Jadi, rumus untuk mencari penjualan bersih adalah


Penjualan Bersih = Penjualan - Potongan Penjualan - Return Penjualan

Catatan tambahan:

Penjualan bersih tidak selalu berupa kas, tapi juga bisa berupa piutang.

Hal ini karena penjualan yang dilakukan tidak harus transaksi tunai, penjualan secara kredit juga diakui sebagai penjualan. 

# HPP (Harga Pokok Penjualan)

HPP (harga pokok penjualan) atau COGS (cost of god sold) adalah semua biaya yang berkaitan dengan barang produksi atau barang yang dijual (wikipedia).

Pada perusahaan dagang, HPP atau biaya yang berkaitan dengan barang dagang meliputi biaya pembelian barang dagang, termasuk persediaan barang dagang yang dibeli pada periode sebelumnya

Jadi rumus untuk mencari HPP adalah


HPP = Persediaan Awal - Pembelian Bersih - Persediaan Akhir

Sedangkan jumlah pembelian bersih dipengaruhi oleh pembelian, ongkos angkut pembelian, return dan potongan pembelian.

Jadi rumus pembelian bersih :


Pembelian Bersih = Pembelian + Ongkos Angkut - Return Pembelian - Potongan Pembelian

Namun, untuk HPP pada perusahaan industri manufaktur akan berbeda.

Pada industri manufaktur, barang dagang dibuat/diproduksi sendiri.

Dalam memproduksi terdapat biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead.

Rumusnya HPP pada industri manufaktur adalah:

HPP = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead

Langkah 2: Menghitung Laba Bersih 

Laba bersih adalah laba kotor dikurangi oleh semua biaya yang dikeluarkan seperti biaya operasional dan biaya non operasional.

Ditambah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan non operasional JIKA ADA. Seperti pendapatan bunga atau pendapatan hasil dari penjualan aktiva tetap perusahaan.

Biaya operasional contohnya adalah biaya pemasaran, biaya administrasi, biaya penyusutan.

Sedangkan biaya non operasional contohnya adalah biaya bunga (interest), dan pajak (tax). 

# Rumus Laba Bersih


rumus laba bersih

Keterangan:

EBITDA = Earning before Interest, Tax, Depreciation and Amortation (Laba sebelum Bunga, Pajak, Penyusutan dan Amortisasi)

EBIT = Earning before Interest and Tax (Laba sebelum Bunga dan Pajak)

EBT = Earning before Tax (Laba sebelum Pajak)

Contoh Laporan Laba Rugi Bersih PT WIKA Realty

Berikut contoh laporan laba rugi pada perusahaan PT WIKA Realty, anak perusahaan dari PT WIKA yang bergerak dibidang property.
contoh laporan laba bersih

Terlihat pada contoh laporan laba rugi PT WIKA Realty tersebut

Untuk mencari laba bersih pertama kali adalah menghitung laba kotor yang diperoleh dari penjualan bersih dikurangi oleh HPP.

Kemudian laba kotor akan dikurangi oleh beban usaha, beban bunga dan beban pajak.
sumber: http://nichonotes.blogspot.com/2018/02/rumus-laba-bersih.html

V. Pemasaran

Konsumen dan Pesaing 
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali (Jawa: kulakan), maka dia disebut pengecer atau distributor
Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”
Sedangkan dalam bagian penjelasan disebutkan “Di dalam kepustakaan ekonomi dikenal konsumen akhir dan konsumen antara. Konsumen akhir adalah pengguna atau pemanfaat akhir dari suatu produk, sedangkan konsumen antara adalah konsumen yang menggunakan suatu produk sebagai bagian dari proses produksi suatu produk lainnya. Pengertian konsumen dalam undang-undang ini adalah konsumen akhir”.
Dari ketentuan dalam undang-undang tersebut secara tersurat nampaknya hanya menitik beratkan pada pengertian konsumen sebagai konsumen akhir yang mana hal tersebut bukan merupakan objek pembahasan dalam tulisan ini. Namun secara tersirat juga mengandung pengertian konsumen dalam arti luas. Hal tersebut nampak pada penggunakan kata “pemakai”. Istilah “pemakai” dalam hal ini tepat digunakan dalam rumusan konsumen untuk mendukung pengertian konsumen akhir, namun sekaligus juga menunjukkan bahwa barang dan/jasaa yang dipakai tidak serta merta hasil dari suatu transaksi jual beli. Artinya sebagai konsumen tidak selalu harus memberikan prestasinya dengan cara membayar uang untuk memperoleh barang dan/jasa tersebut. Dengan kata lain dasar hubungan hukum antara konsumen dan pelaku usaha tidak perlu harus kontraktual ((the privity of contract).
Ciri – Ciri Konsumen
Dua wujud konsumen
1.         Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untukpenggunaannya sendiri.
2.         Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasauntuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasitersebut.
·         Production concept
Konsumen pada umumnya lebih tertarik dengan produk-produk yang harganya lebih murah. Mutlak diketahui bahwa objek marketing tersebut murah, produksi yang efisien dan distribusi yang intensif.
·         Product concept
Konsumen akan menggunakan atau membeli produk yang ditawarkan tersebut memiliki kualitas yang tinggi, performa yang terbaik dan memiliki fitur-fitur yang lengkap.

·         Selling concept
Marketer memiliki tujuan utama yaitu menjual produk yang diputuskan secara sepihak untuk diproduksi.
·         Marketing concept
Perusahaan mengetahui keinginan konsumen melalui riset yang telah dilakukan sebelumnya, kemudian memproduksi produk yang diinginkan konsumen. Konsep ini disebut marketing concept.
·         Market segmentation
Membagi kelompok pasar yang heterogen ke kelompok pasar yang homogen.
·         Market targeting
Memlih satu atau lebih segmen yang mengidentifikasikan perusahaan untuk menentukan.
·         Positioning
Mengembangkan pemikiran yang berbeda untuk barang dan jasa yang ada dalampikiran
konsumen.
Menyediakan nilai pelanggan didefinisikan sebagai rasio antara keuntungan yang dirasakan sumber-sumber (ekonomi, fungsional dan psikologi) digunakan untuk menghasilkan keuntungan-keuntungan tersebut. Keuntungan yang telah dirasakan berupa relative dan subjektif.
Kepuasan pelanggan adalah persepsi individu dari performa produk atau jasa dalam hubungannya dengan harapan-harapan.
Mempertahankan konsumen adalah bagaimana mempertahankan supaya konsumen tetap loyal dengan satu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain, hamper dalam semua situasi bisnis, lebih mahal untuk mencari pelanggan baru dibandingkan mempertahankan yang sudah ada.
sumber: http://pojoksekolahh.blogspot.com/2017/06/makalah-prakarya-dan-kewirausahaan.html

    Pesaing adalah perusahaan yang menghasilkan atau menjual barang dan jasa yang sama atau mirip dengan produk yang ditawarkan.Dalam dunia persaingan, tugas utama pengusaha adalah menggaet pelanggan sebanyak mungkin, baik pelanggan baru maupun pelanggan lama, dan juga bagaimana cara mematikan laju perkembangan pesaing. Dengan demikian, dalam menjalankan strategi perusahaan yang kompetitif, seorang pengusaha diharapkan untuk terus menerus mengetahui dan memantau setiap gerak-gerik pesaing.
    sumber: http://karyailmu99.blogspot.com/2015/12/analisis-pesaing.html

Strategi Pemasaran

Pemasaran atau marketing dapat diartikan sebagai proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberi informasi berupa keunggulan sebuah produk. Sedangkan, promosi merupakan kegiatan menawarkan produk atau jasa yang bertujuan untuk menarik calon konsumen agar mencoba dan membeli sebuah produk.
sumber: https://blog.printera.com/perbedaan-pemasaran-dan-promosi/

Strategi Pemasaran menurut W. Y. Stanton adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial
Hal-Hal perlu dipertimbangkan sebelum menerapkan Strategi Pemasaran Produk
Menerapkan Strategi pemasaran di awali dengan menganalisa secara keseluruhan dari situasi perusahaan Pemasar harus melakukan analisis SWOT (SWOT analysis), di mana ia menilai kekuatan (strengths [S]), kelemahan (weaknesses [W]), peluang (opportunities [O]), dan ancaman (threats [T]) perusahaan secara keseluruhan
Kekuatan (Strengths) meliputi kemampuan internal, sumber daya, dan faktor situasional positif yang dapat membantu perusahaan melayani pelanggannya dan mencapai tujuannya ;
Kelemahan (Weaknesses) meliputi keterbatasan internal dan faktor situasional negatif yang dapat menghalangi performa perusahaan ;
Peluang (Opportunities) adalah faktor atau tren yang menguntungkan pada lingkungan eksternal yang dapat digunakan perusahaan untuk memperoleh keuntungan ;
Ancaman (Threats) adalah faktor pada lingkungan eksternal yang tidak menguntungkan yang menghadirkan tantangan bagi performa perusahaan.
Strategi Pemasaran
Strategi Pemasaran berorientasi menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan membangun hubungan relationship dengan pelanggan.Menciptakan nilai tambah dengan memahami kebutuhan pasar meliputi keinginan pelanggan, melakukan riset pelanggan dan pasar, menata informasi pemasaran dan data pelanggan, membangun metode pemasaran yang terintegrasi dan memberikan nilai tambah, membangun hubungan yang saling menguntungkan dalam menciptakan kepuasan pelanggan.
Faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam Strategi Pemasaran
Dalam strategi pemasaran, ada bebarapa faktor utama yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan yaitu :
·      Siklus Daur hidup produk, Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap kemunduran ;
·      Tingkat persaingan perusahaan di pasar, Strategi pemasaran harus bisa disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam tingkat persaingan, apakah dalam kategori memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari ceruk pasar ;
·      Keadaan ekonomi, Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi, perusahaan harus memandang ke depan dan mengembangkan strategi jangka panjang untuk memenuhi kondisi yang sedang berubah dalam industri mereka dan memastikan kelangsungan perusahaan pada jangka panjang.

Langkah-Langkah Penerapan Strategi Pemasaran
Penerapan Strategi Pemasaran melalui langkah-langkah sebagai berikut:
·      Segmentasi Pasar (Market Segmentation), adalah tindakan membagi pasar menjadi kelompok pembeli berbeda dengan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku berbeda yang mungkin memerlukan produk atau bauran pemasaran terpisah ;
·      Penetapan Target Pasar (Market Targeting), yaitu proses mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen yang akan dilayani, penetapan sasaran pasar terdiri dari merancang strategi untuk membangun hubungan yang benar dengan pelanggan yang tepat, atau sebuah perusahaan besar mungkin memutuskan untuk menawarkan ragam produk yang lengkap dalam melayani seluruh segmen pasarnya, sebagian besar perusahaan memasuki pasar baru dengan melayani segmen tunggal, dan jika hal ini terbukti berhasil, mereka menambahkan segmen ;

Diferensiasi dan Posisi Pasar (Differentiation & Positioning), perusahaan harus memutuskan bagaimana mendiferensiasikan penawaran pasarnya untuk setiap segmen sasaran dan posisi apa yang ingin ditempatinya dalam segmen tersebut, posisi produk adalah tempat yang diduduki produk relatif terhadap pesaingnya dalam pikiran konsumen, pemasar ingin mengembangkan posisi pasar unik bagi produk mereka. Jika sebuah produk dianggap sama persis dengan produk lainnya di pasar,  konsumen tidak mempunyai alasan untuk membelinya.

Rencana Pemasaran
Perencanaan adalah proses menentukan bagaimana organisasi bisa mencapai tujuannya. Perencanaan didefinisikan sebagai perkembangan sistematis dari program tindakan yang ditunjukkan pada pencapaian tujuan bisnis yang telah disepakati.
Perencanaan organisaional mempunyai maksud perlindungan yaitu meminimalisasi resiko dengan mengurangi ketidak pastian disekitar kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan manajerial yang berhubungan. Serta kesepakatan untuk meningkatkan keberhasilan tingkat keberhasilan organisasional. Tujuan perencanaan adalah membentuk usaha terkoordinasi dalam organisasi. Sedangkan tujuan mendasar membantu organisasi mencapai tujuannya. Program perencanaan mempunyai banyak keuntungan yaitu:
1.      Membantu wiraswastawan berorientasi ke masa depan
2.      Koordinasi keputusan
3.      Perencanaan menekankan tujuan organisasional.

Dalam pembuatan rencana pemasaran wiraswasta hendaknya menyadari perubahan pada bidang:
1.      Perekonomian, dengan mempertimbangakan perubahan dalam GNP (pendapatan nasional bruto), pengangguran menurut daerah geografis, pendapatan siap kmsumsi, dll
2.      Kebudayaan, dengan mempertimbangkan pergeseran pada populasi menurut demografi, perubahan sikap, dll.
3.      Teknologi, kemajuan teknoloi sulit diprediksi sehingga wiraswastawan hendaknya mempertimbangkan perkembangan teknologi potensial yang ditentukan dari sumber daya yang terlibat dalam industry besar atau pemerintah.
4.      Permintaan, karena sebagian produk mengikuti daur hidup. Informasi ini akan membantu keputusan perencanaan pasar maupun keputusan pengembangan produk bagi wiraswasta
5.      Persoalan hukum, hendaknya mempersiapkan dengan adanya perubahan peraturan hukum yang mungkin mempengaruhi produk, distribusi, promosi, harga, periklanan media, dan peraturan pengamanan produk.
6.      Persaingan, karena adanya ancaman potensial dari perusahaan yang lebih besar. Wiraswastawan harus bersiap-siap dengan ancaman tersebut dengan membuat rencana pemasaran yang menguraikan strategi paling efektif dalam lingkungan persaingan
7.      Bahan mentah, membangun gagasan kuat dengan membentuk hubungan dengan pemasok dan sensitive terhadap ancaman kelangkaaan bahan mentah.
8.      Sumber daya financial, rencana financial hendaknya menguraikan kebutuhan financial dari usaha baru tersebut
9.      Manajemen, wiraswastawan harus membangun tim manajemen efektif dan memberikan tanggung jawab kepada mereka untuk mengimplementasikan rencana pemasaran.
10.  Pemasok, karena harga pasokan, waktu penyerahan, dll mempunyai dampak pada banyak keputusan pemasaran, penting sekali memasukkan faktor-faktor tersebut dalam rencana pemasaran.
11.  Sasaran dan tujuan, pemahaman tentang sasaran dan tujuan bahwa garis pedoman jangka panjang dan perubahan konstan akan menunjukkan ketidakstabilan dan ketidaknyamanan bagi manajemen.
Rencana Pemasaran
       I.            Pengertian Rencana Pemasaran
Perencanaan adalah proses menentukan dengan tepat apa yang di lakukan organisasi untuk mencapai tujuannya. Sedangkan pemasaran adalah seluruh sistem yang berhubungan dengan kegiatan untuk merencanakan dan mentukan harga hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli.
Jadi Rencana Pemasaran adalah proses menentukan dengan tepat untuk mempromosikan dan medistribusiakan barang dan jasa sampai mencapai tujuannya yaitu memuaskan kebutuhan pembeli.
Tujuan dibuat Rencana Pemasaran sebelum memasarkan sebuah produk adalah agar apa yang dilakukan dalam memasarkan produk tesebut sesuai denagn tujuan yang ingin dicapai.
Tetapi ada 2 maksud Rencana Pemasaran Itu dibuat :
1.      Protective (Perlindungan), maksudnya meminimalisasi resiko dengan mengurangi ketidak pastian di sekitar kondisi bisnis dan menjelaskan tentang konsekuensi dari setiap tindakan.
2.      Affirmatif (Kesepakatan), maksudnya untuk meningkatkan tingkat keberhasilan suatu usaha.

Media Pemasaran
Media pemasaran terdiri dari 2 kata yaitu media-media merupakan suatu alat pemasaran merupakan berarti kan cara kita menawarkan produk pada konsumenSehingga kita Artikan suatu alat yang digunakan seseorang pedagang untuk melakukan pemasaran penawaran atau memperkenalkan produk kepada orang banyak yaitu melalui cara yang berarti seperti menggunakan media sosial di mana kita bisa memposting sesuatu yang kita ingin tawarkan kepada konsumen seperti melalui Facebook InstagramWhatsAppdan lain sebagainya.
Menyusun strategi untuk suatu media pemasaran harus benar-benar dipikrkan secara matang oleh para pelaku bisnis. Sebuah bisnis harus mampu mengidentifikasi target pasar yang dituju dan media pemasaran yang digunakan untuk menyampaikan suatu produk kepada pelanggan. Berikut adalah 4 macam media pemasaran dan strateginya yang populer digunakan dalam suatu bisnis:
Media Pemasaran Konvensional
Dalam menerapkan taktik ini, biasanya dibutuhkan jasa profesional yang khusus bergerak pada bidang marketing yang menguasai teknik berhubungan dengan pihak media. Media pemasaran konvensional sendiri meliputi :
Radio
Ada 3 jenis radio yang kita kenal, yaitu konvensional (AM/FM), internet, dan satelit. Banyak perusahaan marketing yang beranggapan bahwa interview di radio menjadi nilai tertinggi dalam membentuk sebuah brand. Studi yang dilakukan oleh XAPPmedia pada tahun 2015 mengungkapkan bahwa pendengar radio konvensional terus mengalami peningkatan dan diprediksi akan mencapai angka 183 juta orang pada tahun 2018.
Televisi
Keberhasilan mengiklankan suatu produk di televisi masih dianggap oleh sebagian besar orang sebagai sebuah ‘kemenangan bagi suatu brand’. Mengingat persaingan untuk dapat tampil di televisi sangatlah sengit dan memakan biaya besar.
Media cetak
Menampilkan bisnis kita di dalam suatu media cetak, entah koran atau majalah, dapat menjadi sebuah keuntungan besar. Sekarang telah banyak media cetak yang tersedia dalam versi online sehingga akan mempermudah kita untuk menautkan website bisnis kita ke dalam sebuah terbitan artikel yang dibaca oleh banyak orang.
Blog dan publikasi online
Jika bisnis kita berhasil masuk ke dalam sebuah blog atau publikasi online, akan banyak sekali keuntungan yang bisa kita rasakan. Keuntungan tersebut adalah ruang lingkup audiens yang lebih luas, ada fitur link untuk terhubung ke dalam website kita, akses yang lebih mudah, dan memiliki keyword yang diasosiasikan langsung kepada bisnis kita.
Penerbitan
Salah satu taktik yang paling efektif untuk memperkuat sebuah bisnis adalah melakukan penerbitan. Macam-macam terbitan yang dapat digunakan antara lain :
Menulis sebuah buku
Salah satu taktik publikasi yang efektif untuk membangun sebuah bisnis adalah dengan menulis buku. Apalgi sekarang buku dapat dibaca dalam versi digital melalui eBook, sehingga tentu kemungkinan orang untuk mengakses dan membaca akan lebih tinggi. Buku dapat digunakan untuk membangun kredibilitas, pemasaran bisnis, serta branding dengan cara membagi eBook secara gratis melaluiwebsite kita.
Menulis artikel
Memiliki artikel yang dipublikasikan dalam koran atau majalah dapat meningkatkan kredibilitas bisnis kita agar diketahui oleh semakin banyak orang.
Newsletter
Mengirimkan email newsletter secara berkala adalah cara yang efektif untuk tetap mendapatkan perhatian dari audiens Anda saat ini dan menarik audiens baru. Banyak bisnis yang mulai menawarkan fitur newsletter pada website mereka dan banyak yang memanfaatkannya untuk memberikan promo tertentu.
Speaking
Salah satu faktor yang membuat speaking menjadi sangat kuat adalah kita dapat berhadapan langsung dengan audiens dalam jumlah besar. Adalah sebuah kesempatan besar dapat berbicara di dalam sebuah ruangan yang penuh dengan klien potensial untuk meningkatkan kredibilitas Anda. Kesempatan berbicara melalui kegiatan seperti konferensi, workshop, dan seminar, tentu berpeluang besar menarik minat audiens, karena audiens langsung bisa mendengarkan penjelasan mengenai sebuah produk langsung dari sumbernya.
Social Media
Saat ini social media adalah suatu bagian yang penting dari sebuah proses  pemasaran dan branding dimana setiap bisnis harus memasukkannya sebagai bagian dari strategi mereka secara keseluruhan. Kuncinya adalah fokus pada maksimal tiga platform social media yang menurut Anda dirasa paling sesuai dengan konten bisnis Anda, kemudian fokus untuk mengembangkannya.
Dari empat macam media pemasaran dan strateginya yang telah disebutkan di atas, sebenarnya Anda tidak perlu menggunakan semuanya sekaligus. Anda cukup memahami mana media pemasaran yang paling cocok diterapkan untuk bisnis Anda, kemudian fokus untuk mengembangkan strateginya, karena tentu akan jauh lebih efektif dan efisien daripada Anda memaksakan menjalankan semuanya tapi hasilnya tidak maksimal.

Fungsi dan Tujuan Promosi

Fungsi media promosi yaitu:
a. Mencari dan mendapatkan perhatian dari calon konsumen. Perhatian calon konsumen harus diperoleh, karena merupakan titik awal proses pengambilan keputusan di dalam membeli suatu barang atau jasa.
b. Menciptakan dan menumbuhkan interest pada diri calon konsumen. Perhatian yang sudah diberikan oleh seseorang mungkin akan dilanjutkan pada tahap berikutnya atau mungkin berhenti. Yang dimaksudkan dengan tahap berikutnya ini adalah timbulnya rasa tertarik dan rasa tertarik ini yang akan menjadi fungsi utama promosi.
c. Pengembangan rasa ingin tahu (desire) calon pembeli untuk memiliki barang yang ditawarkan. Hal ini merupakan kelanjutan dari tahap sebelumnya. Setelah seseorang tertarik pada sesuatu, maka timbul rasa ingin memilikinya. Bagi calon konsumen merasa mampu (dalam hal harga, cara pemakaiannya, dan sebagainya), maka rasa ingin memilikinya ini semakin besar diikuti oleh suatu keputusan untuk membeli.

Tujuan promosi yaitu:
a. Menginformasikannya, maksudnya adalah menginformasikan pasar tentang produk baru, mengemukakan manfaat baru sebuah produk, menginformasikan pasar tentang perubahan harga, ,menjelaskan bagaimana produk bekerja, menggambarkan jasa yang tersedia, memperbaiki kesan yang salah, mengurangi ketakutan pembeli, membangun citra perusahaan.
b. Membujuk, maksudnya mengubah presepsi mengenai atribut produk agar diterima pembeli.
c. Mengingatkan, maksudnya agar produk tetap diingat pembeli sepanjang masa, mempertahankan kesadaran akan produk yang paling mendapat perhatian.
Setelah diadakan promosi pada konsumen yang diharapkan, yaitu adanya pembelian dan adanya kepuasan yang tinggi. Pembelian adalah akhir dari proses komunikasi. Pembelian juga memiliki keterikatan yang tinggi dengan produk yang paling mendapatkan perhatian. Konsumen juga memiliki keterikatan yang tinggi dengan produk yang dikonsumsinya.

Ada enam hal yang dapat menjelaskan komunikasi tersebut yaitu:
a. Kesadaran (Awareness)
Jika sebagian besar audiens sasaran tidak menyadari obyek tersebut, maka tugas komunikator adalah membangun kesadaran mengenai produk dan terus mengenalkan produk ke audiens.
b. Pengetahuan (Knowledge)
Diharapkan audiens memiliki kesadarn tentang perusahaan atau produk yang telah dikeluarkan dan jangan sampai audiens tidak mengetahui produk tersebut.
c. Menyukai (Liking)
Dapat mengetahui perasaan mereka terhadap produk yang dikonsumsi oleh audiens, sehingga audiens dapat menyukai produk tersebut.
d. Preferensi (Preference)
Dapat dikatakan audiens menyukai produk tersebut dan lebih memilih produk itu dibanding produk lain.
e. Keyakinan (Conviction)
Audiens diharapakan yakin untuk membeli produk yang sudah dipilihnya.
f. Pembelian (Purchase)
Pembelian yang dilakukan audiens, adalah tahap terakhir dalam komunikasi.
sumber: http://designsdas.blogspot.com/2015/12/fungsi-dan-tujuan-promosi.html

 Merencanakan Promosi

Agar aktivitas promosi yang anda lakukan dapat berjalan efektif tentu diperlukan perencanaan promosi. Berikut adalah langkah -langkah yang dapat anda tempuh dalam merencanakan promosi:
1. Menentukan target pasar
Menentukan segmentasi yang lebih spesifik untuk menghadapi perilaku konsumen yang beragam adalah salah satu langkah yang biasa diambil oleh produsen untuk menghadapi persaingan. Dengan mengetahui target pasar secara jelas dan detil maka anda dapat membuat anggaran promosi yang efektif.
2. Tujuan promosi
Menentukan tujuan dan apa yang ingin dicapai akan membuat aktivitas promosi berjalan efisien. Apakah tujuan promosi tersebut untuk membangun brand awareness, mendongkrak penjualan atau meluncurkan produk baru.
3. Menentukan pesan
Sebagai pengusaha anda harus mampu membangun komunikasi dua arah dengan konsumen anda. Untuk itu anda harus menentukan pesan apa yang ingin disampaikan untuk mendukung kegiatan promosi. Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh target market anda serta membuat pesan yang menarik, rasional, dan informatif.
4. Media
Pilihlah media yang sesuai dengan target pasar anda. Penggunaan media sosial akan sangat membantu dalam hal distribusi informasi yang lebih luas. Namun anda tetap harus fokus pada pasar yang anda tuju, kenali perilaku konsumen, dan tentukan media yang sesuai.
5. Membuat anggaran
Membuat anggaran promosi hendaklah mempertimbangkan goal yang ingin anda capai, bagaimana mencapainya, kemudian baru membuat anggaran. Besaran anggaran yang dibuat juga tergantung pada pemilihan media yang anda gunakan.
6. Pengukuran efektivitas promosi
Banyak pelaku usaha yang seringkali melupakan pengukuran efektivitas promosi yang telah dilakukan. Padahal ini penting untuk mereview efektivitas kegiatan promosi. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan riset brand awareness atau mengukur impact digital marketing dalam mendongkrak penjualan.
sumber: https://zahiraccounting.com/id/blog/tahapan-dalam-merencanakan-promosi/
Media promosi dan Teknik Pembuatan
1. Televisi
Media televisi adalah media yang paling termasyhur di antara media-media lainnya. Hal ini dikarenakan media televisi adalah media yang paling efektif dalam menyampaikan pesan. Pesan yang disampaikan melalui media televisi akan diwujudkan dalam bentuk audio (suara) dan visual (gambar). Perpaduan audio dan visual tersebutlah yang menjadikan seseorang lebih tertarik untuk menonton televisi dibandingkan dengan mengkonsumsi media-media lainnya. 
Penyampaian pesan melalui gambar gerak dan audio yang mendukung juga menjadikan pesan lebih mudah tersampaikan. Masyarakat pun akan lebih mudah mencerna pesan-pesan yang diterima melalui media televisi. Kekurangan dari mempromosikan produk bisnis anda melalui media televisi antara lain adalah harganya yang relatif mahal. Ya, beriklan di televisi paling tidak menghabiskan jumlah hingga ratusan juta pada setiap detiknya. Berminat?
2. Koran
Koran adalah salah satu media cetak yang masih digandrungi hingga saat ini, meskipun era elektronik telah menguasai pasar media. Namun hingga saat ini, koran masih diminati oleh sebagian besar masyarakat. Koran juga masih dinilai efektif sebagai media promosi suatu perusahaan dalam memasarkan produk bisnisnya. Hal ini dikarenakan ada segmentasi-segmentasi tertentu yang masih setia membaca koran meskipun dunia virtual terus melebarkan sayapnya.
Mempromosikan produk bisnis melalui koran dapat dikemas dengan cara beriklan pada iklan kolom baris, ataupun membuat suatu advertorial atau tulisan iklan. Advertorial dinilai cukup efektif untuk mempromosikan produk bisnis anda, karena selain bacaannya yang bermanfaat, tulisan anda dalam mengiklankan produk bisnis juga pasti dibaca oleh para penggemar koran.
3. Website
Majunya media internet membuat website semakin diminati oleh masyarakat untuk mempromosikan produk bisnisnya. Melalui website, anda bisa mengiklankan produk bisnis lengkap dengan spesifikasi dan kelengkapan informasinya. Pada website, anda bisa mengiklankan atau mempromosikannya melalui website pribadi, yang memang sengaja dirancang khusus sebagai media promosi dari produk bisnis anda, ataupun website orang lain yang memiliki traffic yang cukup padat. Jika anda memilih website orang lain sebagai media promosi, anda dapat mengemas promosi dalam bentuk iklan yang muncul di halaman website orang lain tersebut.
4. Majalah
Majalah merupakan salah satu media cetak yang juga masih digandrungi oleh kalangan-kalangan tertentu. Seperti yang kita ketahui, biasanya majalah memiliki berbagai macam segmentasi seperti remaja, ibu rumah tangga, wanita karir, bapak-bapak dan lain sebagainya. Dengan adanya segmentasi ini, anda dapat dengan mudah menentukan majalah mana yang paling tepat untuk mempromosikan produk bisnis anda hingga tepat sasaran. Sesuaikan segmentasi majalah dengan segmentasi produk bisnis anda. Beriklanlah melalui iklan advertorial ataupun iklan bergambar yang unik dan menarik pada majalah yang anda pilih.
5. Jejaring sosial
Maraknya media internet yang terus mengembangkan eksistensinya, membuat berbagai macam jejaring sosial menjadi sebuah media komunikasi yang tak kalah penting keberadaannya. Jejaring sosial kini menjadi efektif dalam mengkomunikasikan sesuatu baik yang sifatnya pribadi, umum, bahkan untuk kepentingan bisnis sekalipun. Anda dapat mempromosikan barang atau jasa yang anda tawarkan melalui jejaring sosial kepada khalayak umum lewat dunia maya, seperti melalui jejaring sosial Facebook, Instagram, Twitter, Blog, dan lain sebagainya.
6. Spanduk
Mempromosikan produk bisnis anda agar lebih meluas dengan sasaran orang-orang yang melewati suatu jalan, adalah hal yang perlu diperhatikan. Untuk melakukan hal ini, anda dapat memilih media spanduk dalam mempromosikannya. Spoanduk dirasa cukup efektif dengan menempatkannya di jalan-jalan dengan radius setiap sekian kilometer. Hal ini akan menjadikan siapapun yang melewati jalan tersebut akan membaca spanduk anda dan mengenal produk bisnis yang anda tawarkan melalui pesan dalam spanduk tersebut.
7. Baliho / billboard
Baliho atau billboard adalah bentuk media promosi di jalan yang lebih besar dari spanduk. Namun, bila spanduk hanya menghabiskan biaya yang cukup efisien, pada baliho ternyata tidak. Untuk menyewa suatu baliho dalam waktu tahunan, jumlahnya bisa mencapai puluhan juta rupiah. Hal ini tentu menyesuaikan dengan bentuk, lokasi serta ukuran dari baliho yang tersedia. Ya, beriklan melalui baliho tentu memerlukan pertimbangan khusus, kecuali bagi produk bisnis yang segmentasinya besar dan meluas.
8. Brosur
Media promosi melalui brosur juga dirasa tepat bagi produk bisnis yang memiliki segmentasi tertentu. Anda dapat membagi-bagikan brosur ini pada wilayah orang-orang yang menjadi segmentasi dari produk anda. Brosur dirasa tepat karena cukup murah dan efisien. Arahkan orang yang diberikan brosur untuk membaca brosur yang diberikan. Dengan demikian, promosi anda melalui brosur pun akan berjalan dengan efektif.
Berikut adalah 8 media yang dapat digunakan sebagai media untuk mempromosikan produk bisnis. Tentu dalam menentukan media mana yang dipilih untuk mempromosikan produk bisnis, anda terlebih dahulu harus menentukan siapa segmentasi produk bisnis anda. Dari penetapan segmentasi tersebut, anda dapat menentukan media mana yang paling dekat dengan kalangan yang merupakan tujuan segmentasi pasar. Dengan demikian, produk bisnis yang dipromosikan akan jatuh tepat pada sasaran. Sudah bersiapkah untuk mempromosikan produk bisnis anda? Semoga bermanfaat.
sumber: https://topbisnis.org/8-sarana-sebagai-media-promosi/

Sistem Konsinyasi
Konsinyasi adalah sebuah bentuk kerjasama penjualan yang dilakukan oleh pemilik barang/produk dengan penyalur (toko). Dimana pemilik produk nanti menitipkan barangnya kepada penyalur untuk dijual di tokonya.
Untuk pembagian keuntungan, biasanya penyalur (pemilik toko) akan menjual dengan nilai jual di atas harga yang telah ditetapkan oleh pemilik produk. Sehingga nantinya penyalur tinggal membayarkan sejumlah netto dari barang yang terjual. Bentuk pembagian keuntungan bervariatif, sesuai dengan kesepakatan kedua pihak.
Strategi penjualan dengan sistem konsinyasi seperti ini sangat efektif bagi pemilik produk. Karena bisa terbantu dalam proses penjualan. Yang terpenting adalah tepat memilih penyalur (toko) yang akan dititipinya. Sehingga target pasar tepat dan tidak sia-sia.
Ada untung ruginya dalam penjualan konsinyasi ini baik untuk pihak pemilik produk maupun penyalur.
Keuntungan Penjualan Konsinyasi bagi Pemilik Produk :
  • Produk bisa dipasarkan leluasa di toko yang sudah memiliki pelanggan.
  • Tidak perlu mengurusi atau berjualan langsung ke konsumen (turun langsung).
  • Lebih bisa fokus mengelola kualitas produk.
  • Apabila menggunakan SPG, nanti si SPG lah yang ada pengelola penjualan di toko penyalur.
Kerugian Penjualan Konsinyasi bagi Pemilik Produk :
  • Apabila pemilihan penyalur (Toko) tidak sesuai, maka produk bisa saja tidak laku atau harus menunggu lama untuk bisa laku.
  • Kurang dipromosikan oleh pemilik toko jika pemilik produk tidak menyediakan SPG.
  • Untuk mendapatkan keuntungan harus menunggu sampai waktu yang telah ditentukan, entah itu per bulan atau sesuai kesepakatan.
Keuntungan Penjualan Kosinyasi bagi Penyalur :
  • Mendapatkan keuntungan dari laba penjualan produk kosinyasi
  • Minim resiko, karena jika tidak laku produk bisa dikembalikan ke pemilik produk
  • Hemat biaya terlebih jika pemilik produk menyediakan SPG, maka SPG dibayar oleh pemilik toko.
  • Display produk di toko terlihat banyak
Kerugian Penjualan Konsinyasi bagi Penyalur :
  • hampir tidak ada
Nah, itu sedikit penjelasan mengenai sistem kerjasama penjualan konsinyasi. Jika Anda saat ini memiliki produk yang bingung bagaimana untuk menjualnya, mungkin bisa menggunakan sistem penjualan ini.
VI. Evaluasi Usaha
Komponen Evaluasi Usaha

Evaluasi Usaha adalah Suatu aktivitas untuk melakukan analisis kinerja suatu usaha bisnis. Evaluasi usaha prinsip dasar utamanya adalah membandingkan rencana usaha yang telah dibuat sebelum kegiatan dimulai dengan apa yang telah dicapai pada akhir masa produksi.

 Suatu  usaha  dikatakan  berhasil  apabila usaha  tersebut  dapat  memenuhi  kewajiban membayar bunga modal,  alat - alat luar yang digunakan,  upah  tenaga kerja  luar serta sarana produksi yang lain dan  termasuk  kewajiban  pada  pihak  ketiga.
           
Bagi pelaku usaha baik itu Usaha Kecil, Usaha Mikro atau Usaha menengah mengalami kemandegan dalam sebuah usaha tentu merupakan sesuatu yang tidak diinginkan dan tidak dikehendaki. Tentu setiap orang menginginkan selalu mengalami kemajuan Usaha dari waktu ke waktu. Akan tetapi kemandegan dan stagnasi usaha terkadang menjadi sesuatu hal yang tidak bisa dihindarkan, bahkan terkadang harus mundur beberapa tahap. Banyak hal yang bisa mempengaruhi kondisi usaha kita, pasar yang mulai lesu, persaingan yang makin ketat, produktifitas menurun, biaya produksi yang meningkat dan lain-lain. Bagaimana agar usaha selalu mengalami kemajuan, atau paling tidak tidak surut ke belakang?  Setelah rencana bisnis yang kita buat dengan baik apakah sudah cukup? tentu tidak kita perlu melakukan evaluasi dan monitoring usaha. Kuci untuk menuju sukses usaha adalah melakukan evaluasi terhadap usaha yang sudah dilaksanakan.

Melakukan evaluasi kemajuan usaha merupakan proses yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan. Evaluasi berangkat dari kegiatan montoring setiap proses dalam usaha yang dijalankan, dari hasil monitoring dapat dibuat analisis kemajuan, kemunduran dan pencapaian apa yang sudah dilaksanakan. Evaluasi dan monitoring bagi seorang enterpreneur sekaligus menjadi sarana belajar dan proses mengupgrade diri. dalam proses inibisa jadi ditemukan hal-hal baru dan strategi baru mencapai sukses bisnis.

1)Tujuan Evaluasi Kelayakan Usaha
Evaluasi kelayakan usaha merupakan suatu usaha untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan pelaksanaan proyek, apakah proyek tersebut berjalan sesuai rencana dan akan memberikan hasil seperti yang diharapkan. Terdapat beberapa kegunaan dari studi kelayakan, yaitu: (1) Memandu pemilik dana untuk mengoptimalkan penggunaan dana yang dimilikinya, (2) Memperkecil resiko kegagalan investasi dan bisa memperbesar peluang keberhasilan investasi yang bersangkutan. (Umar : 2003)

2)Tahap-tahap Evaluasi Kelayakan Usaha
Secara umum studi kelayakan usaha akan mencakup beberapa aspek yaitu: aspek pemasaran, aspek teknis, aspek finansial, aspek legal dan aspek lingkungan. Dalam kenyataan tidak semua aspek harus diteliti, hanya aspek yang dibutuhkan saja yang perlu dianalisis lebih lanjut. Untuk kasus ini hanya meneliti aspek pasar, aspek teknis dan aspek finansial saja.

Tahap Tahap Evaluasi Usaha dan Teknik

Tahap-tahap evaluasi kelayakan usaha yaitu sebagai beirkut ini:
1. Analisa Aspek Pasar yaitu untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan dan pangsa pasar dri produk yang bersangkutan.
Pasar merupakan kimpulan seluruh pembeli aktual dan potensial dari suatu produk. Dalam penentuan pasar ada beberapa kriteria pasar yang harus diukur untuk mempermudah penentuan pasar sasaran, yaitu:
a. Pasar potensial adalah sejumlah konsumen atau pelanggan yang mempunyai minat terhadap suatu penawaran pasar.
b. Pasar tersedia adalah sekumpulan konsumen yang mempunyai minat, penghasilan dan akses penawaran pasar tertentu
c. Pasar sasaran adalah bagian dari pasar yang memenuhi syarat dan juga bersedia untuk dimasuki perusahaan kita. (Chumaidiyah : 2004a)
B. Peramalan Permintaan
Metode peramalan permintaan dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu :
1. Metode Kuantitatif
Metode yang menggunakan data kuantitatif untuk peramalan, yaitu metoda rata dan metoda eksponensial smoothing.
2. Metoda Kualitatif Metode ini tidak menggunakan data berupa angka, metode-metode yang digunakan yaitumetode eksploratori dan metode normatif. Metode eksploratori menggunakan asumsi titik asal pada saat ini dan masa lalu untuk proyeksi masa datang. Metode normatif bermula darikondisi ideal dan melihat kemungkinan-kemungkinan dengan kondisi saat ini.
3. Peramalan Tanpa Data Statistik
a. Peramalan analisis menurut sektor pemakai
b. Memperhatikan faktor-faktor politik
c. Evaluasi akhir ukuran pasar (Chumaidiyah : 2004b) 

2. Analisa Aspek Teknis yaitu untuk menentukan jenis teknologi yang paling sesuai dengan kebutuhan usaha yang sedang dikaji.
Analisis aspek teknis antara lain menentukan jenis teknologi yang paling sesuai dengan kebutuhan usaha yang dikaji. Beberapa faktor yang dipertimbangan dalam pemilihan jenis teknologi, antara lain:
1. Jenis teknologi yang diajukan harus memenuhi standard mutu yang sesuai dengan keinginan pasar atau konsumen.
2. Teknologi harus sesuai dengan persyaratan yang diperlukan untuk mencapai skala produks yang ekonomis.
3. Pilihan jenis teknologi yang diusulkan sering dipengaruhi oleh kemungkinan pengadaan tenaga ahli, pengadaan bahan baku, dan bahan penunjang yang diperlukan untuk penerapannya. Seringkali keterbatasan pengadaan salah satu bahan baku, baik dalam kualitas maupun kuantitas akan membatasi perencanaan proyek, serta berpengaruh pada biaya.
4. Pemilihan teknologi hendaknya dikaitkan dengan memperhatikan jumlah dana yang diperlukan untuk pembelian mesin serta peralatan yang dibutuhkan.
5. Perlu juga meninjau pengalaman penerapan teknologi yang bersangkutan oleh pihak lain di tempat lain, sehingga dapat diketahui apakah teknologi tersebut telah dapat disetarakan dengan baik

3.Analisis Aspek finansial yaitu untuk mengetahui karakteristik finansial dari suatu perusahaan melalui data-data akuntansinya.
Analisis aspek finansial dipergunakan untuk mengetahui karakteristik finansial dari suatuperusahaan melalui data-data akuntansinya. Karena dari data-data finansial tersebut dapat ditentukan bagaimana prospeknya dimasa depan. Untuk menentukan suatu investasi layak atau tidak dan untuk memilih alternatif investasi yang ditawarkan, diperlukan suatu dasar bagi pihak pengambil keputusan untuk melakukan evaluasi investasi. Dasar-dasar yang digunakan untuk melakukan evaluasi investasi diantaranya adalah aliran kas (cash flow), yakni pendapatan pengeluaran yang terjadi sebagai akibat pengadaan dan pengoperasian suatu proyek dalam kurun waktu beberapa tahun mendatang Selain itu untuk menganalisa investasi yang ada, harus memperhatikan nilai depresiasi. Depresiasi atau penyusutan merupakan proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaat dengan cara yang rasional dan sistematis. Aktiva tetap yang dipakai dalam suatu perusahaan dari waktu ke waktu, kemampuan untuk menghasilkan barang atau jasa cenderung akan semakin menurun baik secara fisik maupun fungsinya. (Chumaidiyah : 2004a)

sumber: https://www.temukanpengertian.com/2016/01/pengertian-evaluasi-usaha.html
http://kewirausahaanuksw1.blogspot.com/2016/06/evaluasi-usaha.html

3)Monitoring Dan Evaluasi Usaha
Hal yang menjadi dasar setiap pelaku usaha untuk maju adalah keyakinan diri bahwa ia mampu untuk maju dan sukses dalam bisnis, jika cara berfikir ini cukup kuat maka satu tiket untuk sukses sudah didapat. Langkah selanjutnya adalah melaksanakan dan belajar dengan melakukan (learning by doing). Apa saja yang perlu dievaluasi dalam sebuah bisnis?

1. Posisi Keseluruhan Usaha
Posisi keseluruhan Usaha digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pencapaian hasil dari keseluruhan usaha. Dengan begitu bisa diketahui berapa jumlah harta (modal/pendapatan usaha), berapa jumlah hutang-hutang pada pihak lain, Berapa rata-rata pengeluaran dalam sebulan, dan berapa pendapatan bersih yang diperoleh setiap bulannya. Apakah ada penyimpangan dalam masalah keuangan? Jadi, biasakanlah untuk melakukan pengecekan posisi keuangan usaha setiap saat. Evaluasi Usaha secara menyeluruh memberikan gambaran utuh kondisi usaha yang sebenarnya.

2. Apakah Ada kemajuan atau Kemunduran usaha
Posisi keuangan biasanya menjadi patokan utama dalam Evaluasi kemajuan atau kemunduran sebuah usaha, meski bukan yang segala-galanya. Setelah mengetahui posisi keuangan , selanjutnya melakukan evaluasi terhadap kegiatan usaha . Apakah usaha mengalami kemajuan atau kemunduran? Cara mudahnya adalah dengan membandingkan pada saat awal anda menjalankan usaha dengan setelahnya (biasanya dengan jangka waktu pembanding yang waktunya dapat ditentukan sendiri, misalnya seperti 3 bulan, 6 bulan, atau satu tahun sekali setelah usaha berjalan).

3. Lakukan langkah perbaikan atau pengembangan
Hasil evaluasi usaha yang menunjukkan beberapa parameter dipergunakan sebagai bahan untuk melakukan langkah selanjutnya. Caranya, berikanlah perhatian pada penjualan yang menurun. Dimana kira-kira letak kesalahannya, sehingga Anda bisa melakukan langkah-langkah efektif untuk mengatasinya, dan bisa segera melakukan ‘penyehatan’ agar usaha Anda kembali berjalan baik. Tetapi apabila kondisi keuangan dan penjualan Anda telah sehat dan mengalami peningkatan, usahakan janglah ‘cepat puas’ dulu. Karena masih banyak sekali yang perlu Anda lakukan untuk mengembangkan usaha Anda lebih tinggi dari pencapaian hasil yang diperoleh pada periode kemarin. Setelah menerima laporan keuangan, Anda harus bersikap tenang dan berpikir melakukan perbaikan (apabila diketahui bahwa usaha mengalami kemunduran) dengan tujuan agar usaha Anda tidak semakin terpuruk. Sedini mungkin Anda harus mencoba mencari langkah yang tepat dalam memperbaiki usaha Anda.

4. Pikirkan target usaha Anda selanjutnya
Evaluasi sebuah usaha juga bisa dimanfaatkan sebagai baha untuk mencapai merencanakan target pertumbuhan usaha selanjutnya. Jika hasil usaha sudah menunjukkan pertumbuhan usaha yang mengalami kenaikan, tentu bukan sebagai bahan berbuas diri, justru menjadi bahan untuk mencapai target dan strategi yang baru. Anda dituntut untuk memikirkan ‘target’ selanjutnya dengan upaya Anda melakukan perbaikan atau pengembangan usaha. Coba pikirkan secara cermat, apakah dengan kondisi saat ini Anda ingin mendongkrak penjualan usaha Anda karena angka penjualan mengalami kerugian yang cukup besar? Coba Anda cari peluang target apa yang kira-kira tepat untuk Anda lakukan. Misalnya seperti, Apakah ini saatnya Anda melakukan promosi lebih gencar? Apa sudah waktunya Anda melakukan ekspansi usaha ke tempat lain yang lebih ramai?
sumber: http://khitacollections01.blogspot.com/2017/07/materi-prakarya-evaluasi-hasil-usaha.html

Permasalahan usaha dan solusinya

 Hambatan dan kesulitan memang selalu ada setiap kita hendak membuka usaha atau pun ketika usaha itu sudah berjalan. Berdasarkan pengalaman saya  hambatan dalam berwirausaha itu dapat di bagi menjadi dua. Yaitu hambatan ketika hendak membuka usaha, dan hambatan dalam mengelola usaha.
Kedua hambatan tersebut seolah tidak bisa lepas dari seorang wirausahawan. Sebagai wirausahawan tentulah kita di tuntut untuk selalu sabar. Karena sebuah usaha ada pasang-surutnya dan ada pula saat ramai dan saat sepi. Maka  dari itu untuk meraih kesuksesan dengan menjadi seorang wirausahawan, sangat di butuhkan kesabaran.
Hambatan dalam menjadi wirausaha bisa datang kapan saja. Artinya hambatan tersebut tidak bisa di tebak kapan akan datang. Hambatan dan rintangan dapat muncul tanpa kita dapat merasakannya pertanda apapun. Namun tidak semua hambatan demikian. Ada pula hambatan yang bisa di prediksi kapan datang dan perginya. Yang terpenting kita sebagai seorang wirausahawan tentulah harus selalu siap menghadapinya.

Hambatan biasanya datang karena adanya suatu objek yang di tuju. Dan objek adalah usaha, jadi dengan ini dapat di pahami usaha dan hambatan bisa di katakan sebagai kesatuan yang tidak bisa di pisahkan. Namun  meski demikian hambatan dalam usaha bukan berarti menumbangkan kita dan memberhentikan kita menjadi wiraswasta.

Ingat, sebuah masalah tentu ada solusinya. Berikut saya akan ajak anda untuk menganalisis masalah-masalah dalam berwirausaha sekaligus beberapa alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.

1) Masalah ketika memulai suatu usaha
Dalam memulai usaha tentu banyak sekali mengalami hambatan. Awal membuka usaha ini adalah penentu kita dalam menjalankan kesuksesan. Kita akan diuji dengan ujian yang bermacam-macam jenis dan rupanya.

Bila kita tidak mempunyai sebuah kesabaran dalam menghadapinya maka keinginan kita untuk menjadi sebuah wirausahawan yang sukses hanya sekedar mimpi. Hambatan yang paling mendasar dalam membuka usaha adalah sebuah kebimbangan.

Di mana orang terkadang bingung mau membuka usaha apa.  Memulainya juga dengan penuh ragu-ragu sehingga tidak jadi untuk memulai dan berhenti di tengah jalan. Padahal sebenarnya peluang usaha itu banyak, tergantung bagaimana kita memanfaatkan peluang tersebut. Bila kita terus di bayangi sebuah keraguan maka kita tidak akan pernah menjadi seseorang yang sukses.

Adapun hambatan lain dalam memulai suatu usaha adalah modal. Modal memang menjadi kendala utama para calon pengusaha dalam memulai usahanya. Tanpa adanya modal maka mustahil seorang bisa menjadi pengusaha. Modal menjadi akses utama atau pun pintu dalam membuka pintu kesuksesan.

Setiap permasalahan tentulah mempunyai sebuah solusi . maka dari itu kita sebagai manusia hanyalah perlu sabar sambil mencari solusinya. solusi dapat di cari dengan sebuah pemikiran yang dingin. Artinya kita tidak bisa mencari solusi tersebut dengan nafsu dan terburu-buru. Carilah solusi dengan santai dan kepala yang dingin.

Adapun keraguan dalam memulai suatu usaha itu sesuatu hal yang biasa. Namun kita tidak boleh larut dalam keraguan tersebut. karena dengan adanya keraguan di dalam hati maka kita tidak akan merasakan sebuah keberhasilan. Mulailah usaha anda dengan penuh percaya diri, dengan demikian anda bisa mendapatkan kesuksesan.

Usaha memang menjadi penentu usaha anda dapat di mulai. Di mana tanpa adanya modal usaha anda tidak akan pernah bisa di mulai. Meski demikian kita masih bisa mencari sebuah solusi tentang modal. Modal dapat di cari dengan cara meminjam. Kita dapat meminjam modal kepada teman, saudara, atau pun lembaga keuangan.

2) Kesulitan dalam mengelola usaha
Selain dari pada hambatan dalam memulai usaha , ada hambatan lagi yang menghadang. Di mana tidak kalah penting diwaspadai adalah hambatan dalam mengelola usaha. Dalam mengelola suatu usaha kita sering di bebankan dengan sebuah permasalahan yang timbul di dalam usaha tersebut

Konsumen yang sepi, di tuding menjadi sebuah hambatan dalam mengelola usaha. Di mana banyak dampak yang di timbulkan oleh sedikitnya konsumen yang datang ke tempat kita. Konsumen yang sedikit akan berakibat kerugian, hingga akhirnya bangkrut. Dan yang menyedihkan lagi bila usaha tersebut sepi pelanggan sampai berbulan-bulan.

Krisis modal, di mana krisis juga bisa diakibatkan oleh sedikitnya pelanggan yang datang ke tempat kita. Bila sudah krisis, jangankan mengambil keuntungan dari hasil usaha kita, untuk belanja saja tidak cukup. Bila sudah krisis maka tidak ada lagi yang perlu di lakukan, kita hanya perlu menunggu usaha kita benar-benar tutup bila tidak ada solusi. 

Ada sebuah solusi yang bisa di terapkan dalam usaha anda. Solusi ini akan membalik keadaan. Di mana kegelapan menjadi terang begitu pula usaha anda yang mengalami hambatan maka akan terselesaikan dengan adanya solusi. Solusi yang di pergunakan untuk memecahkan permasalahan ini tentu harus solusi yang efektif.

Di mana bila kita mengalami usaha yang kita jalankan konsumen-nya sangat sedikit. Tentu hal itu sangat menyedihkan bagi kita pribadi wirausahawan. Adapun bila kita mengalami demikian, periksa lagi usaha yang anda jalankan. Usaha yang kurang digandrungi konsumen memiliki masalah dalam struktur usaha tersebut.

Permasalahan tersebut biasanya berhubungan dengan kurangnya kepuasan konsumen.  Anda dapat memeriksa barang yang anda jual atau pun tempat anda. Pastikan semuanya tidak ada masalah. Dengan memeriksa permasalahan anda dapat mengetahui dari mana masalah itu terjadi, dan menemukan sebuah solusi.

Adapun mengenai masalah krisis yang timbul akibat kurangnya pelanggan. Di mana itu dapat diselesaikan dengan meminta bantuan dari pihak-pihak lain .pihak tersebut bisa teman, saudara, atau pun lembaga. Yang terpenting bila usaha anda sudah mengalami krisis ,jangan pernah malu untuk mencari bantuan . hal ini di lakukan demi stabilnya usaha yang anda kelola.

Demikian hambatan-hambatan yang sering di alami oleh wirausahawan. Hambatan tersebut dapat terselesaikan bila kita ada niat untuk menyelesaikanya. Karena sebuah hambatan tidaklah tanpa solusi. Setiap hambatan selalu mempunyai solusi.

Namun terkadang manusia menyerah sebelum solusi  tersebut ditemukan. Maka dari itu kita sebagai manusia haruslah di tuntut untuk sabar. Karena dengan kepala dingin kita akan dapat menemukan solusi. Tetap semangat, tetap belajar dan menjadi orang sukses berikutnya.

Pengembangan Usaha

Perencanaan pengembangan usaha adalah:
1.      Mengatur proses kegiatan usaha, produksi, pemasaran, penjualan, perluasan usaha, pembelian, tenaga kerja, dan pengadaan peralatan usaha untuk mencapai tujuan
2.      Keseluruhan proses hal-hal yang akan dikerjakan pada masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang sudah ditentukan
3.      Sebuah selling document tertulis yang disiapkan dan mengungkapkan daya tarik, serta harapan sebuah usaha atau bisnis kepada penyandang dana potensial.
4.      Perkembangan sistematis dari program tindakan dan ditujukan pada pencapaian tujuan usaha yang telah disepakati dengan proses analisis, dan seleksi di antara kesempatan-kesempatan pengembangan usaha yang ada
Prinsip-prinsip pengembangan usaha:
1.      Harus dapat diterima oleh semua pihak dan dapat dilaksanakan
2.      Harus dibuat secara fleksibel dan realistis
3.      Harus mencakup semua aspek kegiatan usahanya
4.      Harus merumuskan cara-cara kerja efektif dan efisien
Manfaat perencanaan pengembangan usaha:
1.      Sebagai alat untuk membimbing jalannya pelaksanaan pengembangan usaha
2.      Mengamankan kelangsungan hidup pengembangan usaha
3.      Meningkatkan kemampuan manajerial dalam rangka pengembangan usaha
4.      Sebagai pedoman wirausaha dalam pelaksanaan pengembangan usaha
5.      Sebagai alat untuk mengetahui yang akan terjadi dalam rangka pelaksanaan pengembangan usaha
6.      Sebagai alat berkomunikasi dalam rangka pelaksanaan pengembangan usaha
7.      Sebagai alat untuk memperkecil risiko dalam pelasanaan pengembangan usaha
8.      Memperbesar peluang usaha dalam rangka pelaksanaan pengembangan usaha
9.      Sebagai alat pengendalian pengembangan usaha
10.  Sebagai alat memudahkan bantuan kredit modal usaha dari bnak dalam arangka pengembangan usaha
Tujuan perencanaan pengembangan usaha
1.      Membantu wirausaha untuk berorientasi ke masa depan dalam pengembangan usaha
2.      Mengkoordinasikan keputusan dan menentukan gagasanndalam pengembangan usaha
3.      Membantu wirausaha meningkatkan akses pasar dan memperbesar pangsa pasar dalam pengembangan usaha
4.      Membantu wirausaha  meningkatkan akses dan penguasaan teknologi dalam pengembangan usaha
5.      Membantu wirausaha meningkatkan akses sumber modal usaha dan memperkuat struktur modal dalam pengembangan usaha
6.      Membantu wirausaha meningkatkan kemampuan organisasi dan manajemen dalam rangka pengembangan usaha
5 langkah dasar proses perencanaan pengembangan usaha:
1.      Menganalisis lingkungan internal dan eksternal usahanya (SWOT analysis)
2.      Memformulasikan strategi pengembangan usaha jangka pendek dan jangka panjang (visi,misi, strategi, dan kewajiban)
3.      Menerapkan rencana strategi pengembangan usaha (program, anggaran, dan prosedur)
4.      Mengevaluasikna kinerja strategi perencanaan pengembangan usaha
5.      Melakukan follow-up dengan feed back yang berkesinambungan.
Faktor pendukung keberhasilan pengembangan usaha:
1.      Adanya perencanaan yang tepat, mantap, dan dapat dilaksanakan
2.      Visi dan misi serta dedikasi yang tinggi
3.      Sumber daya manusia yang tinggi
4.      Manajemen usaha yang handal, terampil, dan teknologi yang tinggi
5.      Komitmen yang tinggi
6.      Dana atau modal yang cukup
7.      Sarana atau prasarana yang lengkap
8.      Keterampilan dan pengalaman
9.      Kecocokan minat atau interest terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen
10.  Kepuasan konsumen
11.  Faktor internal dan eksternal berupa peningkatan akan barang dan jasa yang dipasarkan

Teknik Pengembangan Usaha
Teknik pengembangan usaha yang memanfaatkan sumber daya internal adalah untuk menciptakan kemampuan dan meningkatkan nilai tambah agar mencapai tujuan sumber daya usaha, diantaranya:
1.      Tanah, bahan baku, dan bangunan usaha
2.      Adanya bakat dan keahlian wirausaha dalam memimpin pengembangan usaha
3.      Modal yang cukup
4.      Manajemen yang diterapkan
5.      Tenaga kerja yang ahli dan terampil
6.      Teknologi yang diterapkan
7.      Kemitraan dan modal ventura
Langkah-langkah teknik pengembangan usaha:
Langkah I , wirausaha menetapkan gambaran pasaran hasil produksinya,sbb:
1.      Mencari konsumen yang dituju
2.      Menentukan banyaknya produk yang dibutuhkan konsumen
3.      Menetapkan harga jual sesuai daya beli konsumen
4.      Membuat ukuran modelnya dan macam produk yang diminati konsumen
5.      Menciptakan mutu produk dan manfaat yang diminati konsumen
6.      Menciptakan kemasan yang diminati konsumen
7.      Menciptakan selera dan minat konsumen serta tanggapan terhadap produk
Langkah II, wirausaha harus menciptakan saluran distribusi tepat, dengan cara:
1.      Disalurkan langsung kepada konsumen
2.      Disalurkan secara tidak langsung
3.      Disalurkan secara semi langsung
Langkah III, wirausaha harus dapat memproduksi produk, dengan cara:
1.      Membuat produk dengan menggunakan mesin
2.      Membuat kemasan yang menarik dan digemari konsumen
3.      Membuat warna produk yang menarik dan disenangi konsumen
4.      Membuat jenis dan bentuk produk yang diminati konsumen
5.      Membuat produk yang berkualitas dan bermanfaat bagi konsumen
Langkah IV, wirausaha dapat mengawasi dan mengendalikan produk, sbb:
1.      Mengawasi dan mngendalikan hasil produk
2.      Membuat catatan hasil pengawasan/pengendalian produk terutama terkait kualitas dan manfaatnya.
Langkah V, wirausaha daapt mencari dan memperoleh bahan baku, dengan cara sbb:
1.      Memcari bahan baku dengan mudah
2.      Menyiapkan persediaan bahan baku dengan cukup
3.      Menyiapkan dan melaksanakan transportasi dengan baik
4.      Mencari dan mnyediakan tenaga kerja terampil
Langkah VI, wirausaha dapat memelihara sarana dan prasarana dengan cara:
1.      Meningkatkan pemeliharaan dan merawat fisik pabrik dan bangunan
2.      Mengoptimalkan pelaksanaan dan ketatausahaan, pembukuan, adminstrasi, dan peraturan pemerintah
3.      Menerapkan efisiensi penggunaan waktu pengembangan usaha, tenaga kerja, dan pembiayaan usaha.
4.      Melaksanakan dan menggunakan prinsip-prinsip ekonomis dan manajemen usaha.
Realisasi Pengembangan Usaha
a. Pengembangan usaha yang sudah adah, dapat dilakukan dengan  beberapa cara:
1.      Usaha yang sudah ada, produk yang ditawarkan bukan produk lama, tetapi produk baru atau produk yang sudah diperbarui menyangkut kualitas, model, desain, dan manfaat produk yang diminati dan disenangi oleh konsumen
2.      Strategi diversifikasi produk, wirausaha harus membuat produk baru yang berbeda dengan yang sudah ada agar diminati konsumen.
3.      Strategi penetrasi pasar, dengan menjual jenis produk lama dalam jumlah yang lebih besar ke pasar lama.
4.      Strategi manajemen usaha, suatu transisi pengambilan keputusan manajerial dalam merealisasikan pengeambangan usaha.
5.      Strategi menyisihkan uang, dengan cara:
–          Memanfaatkan dana-dana penyusutan
–          Menyisihkan laba yang diperoleh
–          Penjualan aktiva yang tidak terpakai
–          Penjualan produk secara kontan (diskon)

b. Membeli perusahaan lain
Hal yang perlu diperhatikan:
      • Memeriksa kondisi fasilitas, peralatan mesin-mesin, dan badan hukumnya
      • Memeriksa semua dokumen-dokumennya
      • Menyelidiki apa yang menyebabkan pemilik perusahaan lama menjualnya
      • Menyelidiki bagaimana jalannya usaha perusahaan pada tahun-tahun terakhir.
      • Menyelidiki dan menghubungi para relasi usahanya terutama yang menyangkut perbekalan dan pemasarannya.

c. Strategi suksesi/alih generasi
Alih generasi penerus perusahaan biasanya diambil dari anggota keluarga atau teman, bahkan dari karyawan yang paling setia, prestatif, semangat potensial, dan mampu mengembangkan usaha. Ada 2 hal yang harus diperhatikan wirausaha dalam pengembangan strategi alih generasi, sbb:
    • Mendidik kader pemimpin yang potensial, berbakat, pintar, prestatif, aktif, inisiatif, dan produktif guna merealisasikan pengembangan usaha
    • Menyiapkan kader pengganti atau usaha dari perusahaan perseorangan menjadi firma, CV, atau PT
Woah banyak juga ya wkwkwk :D