Mungkin ini lanjutan dari 45.5. Catatan Seorang Manusia Rata-Rata

Tak perlu malu untuk menjadi manusia rata-rata ataupun lamban. Tak usah malu! Ya gausah dipungkiri bahwa ada yang dianugrahi otak yang seperti spons juga batu, but so what? Toh sekarang banyak komputer yang bisa menyaingi kepintaran manusia, sekarang jamannya kreatif bos. Itu hanya berarti kita harus mutar cara, cari jalan yang beda. Jalanmu dengan mereka tak perlu sama. Tujuanmu tak perlu sama. Kamu juga punya pemikiran sendiri, sadar atau tidak coba sebutkan 5 orang yang benar-benar peduli dengan orang lain yaitu kamu. Mungkin ada yang peduli, tapi tentunya mereka lebih memilih urusan mereka sendiri, kan?

Nikmatnya menjadi manusia rata-rata yang biasa kita sangka kesulitan yaitu proses itu sendiri. Kalau memang tidak bisa meraih nilai yang tinggi yasudah biarkan kamu berusaha sekuat tenaga mengejar mereka, bila gagal yasudah, coba lagi. Tak perlu pusing, kamu pasti punya kemampuan di hal lain, kembangkan itu. Disaat yang cepat berbangga dengan kemampuan yang dimiliki sejuta orang, kamu yang berbeda punya skill lain yang juga bisa dibanggakan dan bersaing.

Menurut kamu apakah orang Eropa memang dilahirkan dengan intelegensi yang lebih tinggi dari Asia? Ya mungkin saja, tapi ini satu hal yang pasti. Di Eropa bila kamu tidak punya uang ataupun rumah kamu bisa mati kedinginan, kalau di Asia? Tak punya rumah pun bisa tinggal di hutan kan. Inilah yang membedakan, kesulitan. Kesulitan inilah yang membentuk Eropa 'lebih berfikir' bagaimana cara bisa hidup disaat di Asia orang-orang menanam singkong tak dirawat pun tumbuh subur. Inilah sisi positifnya manusia rata-rata dan lamban yang lebih sering mendapatkan kesulitan yang sebenarnya lebih mendapatkan keuntungan. Tak apa, tetap berjalanlah, sudah dibuktikan sejarah! Tak perlu kamu meragukan sesuatu yang sudah tercerminkan hari ini. 

Jadikan iri menjadi kekuatan untuk memperbaiki diri. Tapi tetap gunakanlah akal sehatmu. Raihlah mimpi yang memang bisa dicapai, terlebih dalam bidang olahraga. Disaat ada yang sudah mulai dari umur 4 tapi kamu mau mulai dari umur 20, mundur saja. Serius deh. Kalau masih ngotot jadi atlit gapapa! Pilih mana yang benar-benar sesuai dengan keadaanmu.

Ingat juga bahwa batasan diri sebenarnya hanya ada di otak kita. Iya benar. Batasan diri itu tidak ada, itu hanya imajiner kita. Tak perlu peduli dengan ucapan orang lain. Ya mungkin harus didengarkan bila memang saran yang membangun. Tapi ingat, kontrollah yang memang apa yang bisa kamu kontrol. Kamu tidak bisa mengontrol semua orang karena memang mustahil! Menyenangkan semua orang? Mustahil. Seseorang yang kamu kuasai ya hanya diri kamu sendiri. Tak perlu menjadi the best of the best. Jangan terlalu bebani dirimu, santai juga perlu. Mesin kalau dipaksa terus lama-lama ya bobrok. Just be the best version of yourself! :)

#Berani Beda