sebuah pilihan yang sulit untuk menentukan langkah ke depan, tentang makanan saja aku bingung untuk menentukan pilihan.

pilihanku ini bisa dibilang i don't really expect it, bahkan bisa kubilang tegak lurus dengan keinginanku selama ini. Aku masih ingat sekali saat SMP ingin masuk FTTM yaitu perminyakan karena tau lah gajinya bikin mata ijo, lalu berubah menjadi yang lebih umum yaitu geologi, berubah lagi menjadi geofisika, ya tau sendiri realistis lebih menyenangkan dan tidak mustahil untuk dicapai, dengan usahaku yang selama ini bisa dibilang males banget dan gak niat, tapi ternyata aku bisa mencapai sesuatu yang wah, bagaimana bila nanti aku niat, pasti bisa pikirku. Selain yang berbau teknik aku juga ingin masuk arkeologi, seru kan bisa kayak Indiana Jones ke Mesir gitu lihat sphinx, sumpil sampai sekarang aku juga masih pingin, yap yap trus kenapa kamu masuk IPA oyy? Ya karena katanya IPA  juga bisa masuk arkeologi selagi fikir-fikir yang lain. Aku juga pernah berfikir masuk Hukum buat jadi pengacara, tapi dipikir-pikir meski upahnya wow tapi resikonya besar, katanya mesti boong dan ngotot, ngafalin pasal-pasal, aduh males, well semua pekerjaan ada resiko sih.

Walaupun aku suka pelajaran Sejarah dan Geografi tapi aku males buat masuk ke jurusan yang ada uang-uang gitu. Masa SMA aku juga pingin geomatika, geologi, geo geo lah pokoknya biar bisa sekalian jalan2 gitu kan pikirku, tapi setelah liat kerjanya di lapangan banget, meskipun seru tapi kalau ngejalanin sampai tua, panas panas hadeh gajadi deh. Lah kayaknya dari tulisan diatas kamu suka uang? Yap yap meskipun aku suka uang, sapa gasuka oy, tapi pusing juga kalau ngitung duit orang tapi tak ikut memiliki wkwk.

Bisa dibilang aku agak skeptis gitu ke jurusan kedokteran dan sejenisnya karena udah masuknya susah, bayarnya mahal, dokter itu udah kayak kerajaan bisa dibilang, yang masuk itu ya kalau ga bapaknya dokter ya ibuknya dokter. Penuh dengan anak  yang sangat niat, aduh bukan aku banget yang suka main, suka dispen sana-sini buat jalan-jalan yang berkedok lomba, dibayarin lagi wkwk. But it changes, lagi-lagi gara-gara KIR, mungkin SMAku udah ancur kali kalau SMP ga dikenalin, thanks SMP 3, my lovely school ever! Udah skors 2x subhanallah gara2 telat, btw aku ga ngerokok berkata kasar, dan mabok, kesel juga ada anak yang separah itu tapi sekolah mah "bodo amat gapapa ngrokok yg jelas2 poinnya paling tinggi penting gatelat", gitudeh aku saking seganiat itu sekolah, mohon jangan ditiru teman-teman wkwk. Kuliah niat kook karena aku harus tanggung jawab karena aku yang milih sendiri, lah SMA lu? Tentang SMA ini bisa dibilang pilihan Tuhan banget, kamu bisa tau lengkapnya di postingan aku yang lain ya.

Nah kan di KIR itu disuruh nulis-nulis penelitian, aku awalnya apa ya tentang bangunan gitu jadi aku ngerancang. Aku pas itu ngerancang rumah susun warnanya ijo di AutoCad wkwk dengan entah ukuran brapa, ngaco dah pokoknya penting jadi. Pingin jadi arsitektur deeeh, tapi lagi-lagi melihat jam terbang yang tanpa batas maka aku kubur impian itu karena aku menanyakan diriku apakah itu aku nantinya seumur hidupku?

Long story short entah gimana aku kepikiran buat media pembelajaran, nah rencana awalnya itu bikin yang materinya bahasa prancis tapi setelah didiskusikan dengan guruku mendingan dibikin kwartet yang isi materinya tentang pendidikan gigi, kan belum ada tuh, sekalian karena ada poster lomba LKTI tentang gigi. Yauda niat dong aku bikinnya karena aku dasarnya tuh suka bikin-bikin, apa-apa yang desain lah. Nah jadi tuh kartu dan membawaku ke UNEJ, UNAIR, dan lain2 untuk lomba. Nah ada yang juara dan finalis itulah yang membuatku mantap memilih FKG. Aku cuman mbatin gini, "Wah keren ya aku ada di sekitar anak FKG, pinter banget pasti mereka mah, aku juga pingin" ucapku dalam hati.

Terakhir aku lomba yaitu olimpiade zoologi di UGM, sayang terhenti karena kurang selisih poin yang tipisss, dan parahnya lagi sertifikatnya hilang, padahal semua sertifikatku aku simpan baik-baik, hanya ini yang hilang, akupun sudah mengontak panitia karena mungkin ada salinannya, tetapi usahaku sia-sia, aku sudah menunggu sampai detik-detik terakhir pendaftaran, padahal di depan FKH UGM aku sudah berjanji kepada daun-daun disana bahwa aku akan kuliah disini dan memberitahukan kepada orang yang ada disana wkwk!. Yap singkat cerita aku ketrima SNM dan peluang yang besar hanya UB, IPB, sayangnya oleh UGM sekolah kami diblacklist, tentu saja aku masih ngotot ingin FKH tapi aku pesimis karena sertifikat finalisku di FKH UGM hilang.Ya tapi aku punya 2 sertif FKG. Yasudah aku harus realistis, meskipun keketatan FKH 12 persen, dan FKG 3 persen tetapi tetap saja aku pesimis bisa masuk FKH. Setelah berdebat batin dengan penuh tangisanku, aku yang ngotot mau masuk FKH IPB karena disana fasilitas FKH benar-benar mendukung ketimbang UB(pikirku), tapi ya kuliah dan biaya kuliah itu tidak mudah bro, iya ini masalah klasik yang semua orang hadapi, aku pun bukan penerima bidikmisi, ya aku tidak sanggup hanya memaksakan egoku, sertif FKH sudah hilang, pudar sudah keinginan terakhirku setelah melancong jurusan kesana sini.

Karena keketatan FKG lebih tinggi maka aku pilih pertama, percuma saja jika dipilih kedua karena keketatannya lebih tinggi. Tetap saja aku berharap bisa masuk FKH UB walau kecil sekali kemungkinan ketrima di pilihan 2. Ternyata Allah selalu mendengar bisikan kecilku yang spontan keluar gitu aja. Jujur aja aku gasiap kalau harus UTBK dan SBM, meskipun sudah nyicil tapi ah rasanya menyiksa, aku pun enggan gapyear karena suatu alasan, memang ada ucapan bahwa tak usah terpacu umur, yah bagaimana lagi semua-semua administrasi pun menysaratkan umur.

Sebenarnya aku juga ragu tetap mau FKH atau bagaimana karena aku sering terlalu iba dengan hewan, apakah aku sanggup menahan air mata, akupun ragu. Bayarannya pun tak setimpang dengan biaya kuliah, tapi aku bisa saja berwirausaha disekitar bidang itu kan? Beasiwa luar negerinya juga luas sekali. Di internet pun jarang ada beasiswa luar negeri untuk FKG, aku semakin memantapkan diriku sebelum pengumuman kelulusan SNM. Akupun tak peduli banyak yang menganggap sebelah mata FKH, ini pilihanku! Sedangkan hati kecilku juga ingin punya banyak uang untuk membantu orang dengan uang itu huh. Pilihanku seakan-akan antara uang atau passion. Aku bingung, aku hanya berdoa mana pilihan yang terbaik untukku.

Aku ketrima di FKG, wow. Aku bingung. Lagi-lagi Allah selalu mendengar bisikan kecilku yang spontan keluar gitu aja. Aku agak kecewa sebenarnya tidak diterima di pilihan ke 2, FKH. Tapi ya tidak sekecewa itu karena aku juga bingung kalau harus memilih sendiri.
Tapi mau bagaimana lagi, libat tangan Allah selalu menyertai makhluknya bukan. Aku pun dulu SMA ngotot ma yang itu tapi dikasihnya ini. Dan ya aku paham kenapa pilihan ini lebih baik untukku. Awalnya aku benar-benar marah, entah ke siapa, marah campur tangis itu saja untuk beberapa hari. Memang terlihat orang pesimis ya? Entah bagaimana kamu mau menanggapi ceritaku ini tapi aku pikir god is real.

Aku semakin sadar sepertinya aku memang tidak cocok menjadi dokter hewan. Meskipun a\aku sangat menyukai hewan, bahkan hafal semua nama dan karateristik hewan meskipun tak pernah diminta untuk menghafal, aku tidak jijikan sih tapi kalau dicakar kadang buatku marah, perasaanku yang terlalu lemah untuk tidak kasian dan fokus. Aku yakin cintaku terhadap hewan tak melulu harus menjadi dokter hewan, aku pun bisa menyalurkan cintaku dengan membuat kebun binatang ala-ala kan? Mungkin dokter gigi lebih cocok untukku karena pasien hanya bisa menganga terdiam, wkwk agak aneh ya kalau dideskripsikan.

Pikirku kali ini sama dengan 3 tahun lalu, pilihan Tuhan. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang telah diberikan Allah kepadaku kali ini. Tetap saja rasanya mungkin akupun makhluk terpembangkang karena tak mau melakukan perintahnya, doakan aku ya teman-teman! Ya menurutku menjadi dokter artinya harus menjadi pelayan masyarakat, bukan sebuah kebanggan pikirku. Ya sulit sebenarnya untukku ketika aku adalah orang yang tak suka bertemu orang tapi ingin bertemu orang lain, ah bagaimana ya menjelaskannya bingung juga.


kalau kalian jadi aku bagaimana?

Pilihan yang terbaik bagimu, belum tentu terbaik bagiku. Cinta pun tak harus memiliki, kan?