Nggak kerasa bahkan ngga kepikiran udah mau 19 tahun hidup. Emang sih tiap semester saat sekolah kerasa cepet banget, tapi kalau inget2 masa SD, cepet banget gilak, aku udah mau kuliah sekarang.

Pasti banyak yang ngebet mau cepet dewasa, punya duit sendiri dihamburin sendiri, hmm padahal hidup ga semudah itu. Iya aku baru nyadar. Pingin biar bisa semua yang ada batas usianya macam punya rekening sendiri, saat kecil pikirku umur cuma angka. Yah padahal kan batas usia itu artinya tanggung jawab lebih besar. Kalau bisa, aku mau jadi anak kecil aja, gausah mikir, problem pun kebanyakan dari diri sendiri, apa2 not yet your responbility. But we age, pahit manis untuk dipikirkan. Terdengar egois iya.

Sangking cepetnya kita besar, kita pun lupa bahwa bukan cuma umur diri sendiri yang nambah tapi juga orang tua kita, saudara kita. Tapi masih saja diri ini lebih suka menyangkal, meskipun punya mimpi/tujuan hidup. Aku akui akupun punya beberapa mimpi, tentunya mimpi ini butuh waktu. Di beberapa rentang usia pun kita merasa dituntut mencapai sesuatu yang sama, padahal mungkin timing tiap orang berbeda.

Berbicara tentang timing, aku ingin menceritakan kemungkinan timingku. Oiya omong2 aku bersyukur sekali tidak gap year dan tidak minat gap year tahun ini karena umurku agak lebih awal2 dari yang lain walau tidak terlalu mencolok sih. Kenapa gitu? Coba kita itung2 kenapa lebih cepat lebih baik, atau lebih pas lebih baik, bila nggak meninjau sisi psikologis saat sekolah.

Tahun ini aku umur 19 akan kuliah FKG, butuh seenggaknya 3,5-4 tahun sarjana, 2 tahun profesi, 1 tahun internship, hmm lebih lama dari FK ya... :'). Artinya butuh 7 tahun, paling cepet 5-6 deh untuk bisa sampe kerja, 26 tahun selesai. Itupun belum tau bisa langsung kerja atau nggak, klo klinik? kalau aku nggak punya modal buat klinik gaktau deh gimana itu. Jadi DTT? Gajinya 2 jutaan perbulan *hasil cari2 dari cerita orang*, gilak gak tuh, kuliah lama2 kok gitu banget. Belum lagi ada pilihan untuk murtad, banyak loh yang murtad FKG, tapi kalau aku sih belum consider untuk itu, lagian belum mulai dan aku nggak minat yang lain lagi, mungkin dokter bedah, tapi kan dokter gigi juga bisa, skip. Sedih jugak ya temen kamu udah pegang gaji 3 tahun, klo gagitu udah dapet S2, eh kamu masih anak baru selesai dipanggang dari oven. Mungkin juga ada yang udah nikah, bicara nikah, disaat ada ortu baru aku mikir betapa repotnya punya anak itu, aku jadi paham kenapa orang Korea nikahnya pada telat, sekitar umur 32 an untuk cewe, klo di Indo kan udah digunjing sana sini, sedih. Bukannya apa-apa, bukankah lebih baik mengejar sesuatu yang pasti (pencapaian, karir) dibandingkan cinta2an yang menyedihkan dan tak pasti? Aduh tapi sulit lagi kalau cuma lihat dari satu sisi, semakin tua ibu hamil maka semakin tinggi juga kemungkinan bayinya kenapa2, seenggaknya umur 30 punya anak.

Padahal aku punya mimpi jadi dosen, kenapa dosen? karena menurutku menjadi dosen adalah salah satu jalan aku bisa jadi kepala labnya, melakukan penelitian apa gitu, presentasi di konferensi, punya ruangan sendiri, kursi2 nya juga empuk wkwk, motivasi macam apa ini haha. Walaupun tergolong PNS yang harus upacara (aku gasuka bgt), tapi pasti jarang banget dan hari2 besar, jadi gapapa sih. Bertemu orang-orang baru dan ga cuma itu2 aja, mahasiswanya juga pasti nyegerin mata, wah cocok banget untuk aku yang awalnya bisa seru, tapi lama2 bingung mau ngomong apa wkwk.
PROGRAM STUDI
Bedah Mulut: 10 semester
Ortodonsia: 6 semester
Periodonsia: 5 semester
Konservasi Gigi: 5 semester
Prostodonsia: 5 semester
Kedokteran Gigi Anak: 5 semester, sumber: UGM
 Untuk menjadi dosen harus S2 atau spesialis, seenggaknya butuh 2,5;3;5 tahun. Wah! Aku inginnya bedah mulut karena di Indonesia masih jarang banget. *opini subjektif alert!!!* Oiya aku tuh heran kenapa ya kebanyakan orang itu kurang percaya dengan dokter di Indonesia, Jakarta deh, selalu dibawa ke luar negeri, apa karena alat ya, aku gaktau, padahal yang di Jakarta bisa dikatakan lulusan paling top, otaknya gak main2, yah berarti aku harus main2 internasional ?

Oke mari kita hitung lagi, 26 tahun + 5 tahun = 31 tahun. Itu kalau gak menikah, kalau menikah apalagi hamil seenggaknya cuti 1 tahun deh, entah ngapain, belum nambah anak, jeda 1 tahun, yaa itung aja 3 tahun buat urusan ginian. 26+3 =29 tahun! Itu kalau gada hambatan! Katanya maksimal dosen itu 35 tahun, entah bener atau gak ya. 29 +5= 34 tahun, waduh mepet banget!

Aduh udah deh ribet amat hidup lo, jadi IRT tangga aja daaah! 

Aku menghargai IRT, tapi but I more adore to work-woman, ah they are super human! Aku pun juga ingin punya duit hasilku sendiri, bisa buat treat myself, my hobby, and everything. Aku pun nanti kalau sudah dilepas juga tidakboleh menggantungkan kepada seseorang. Lagian aku juga sudah pikir2 bahwa kalau jadi dosen seharusnya masih bisa mengurusi nak kanak ni. Atau kalau tidak jadi youtuber dan blogger seperti ini, ah tapi kalau diam dirumah bisa pusing aku wkwk.

Hmm saran kalian gimana nih?
Coba kalian juga komentar di kolom bawah tentang pendapat kalian!